Yogyakarta, Gatra.com - Kasus Covid-19 terus bermunculan di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah dialami oleh tiga pedagang di tempat terpisah, Covid-19 mewabah di Kantor Urusan Agama (KUA) Danurejan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, lima orang staf KUA Danurejan terkonfirmasi positif Covid-19. Dua orang tinggal di Kabupaten Bantul dan tiga warga Kota Yogyakarta.
“Aktivitas pelayanan kantor ini kami tutup sejak Jumat (4/9) lalu sampai Minggu (13/9) mendatang. Pelayanan dialihkan ke Kementerian Agama Kota Yogyakarta,” kata Heroe di Balai Kota Yogyakarta, Senin (7/9).
Heroe mengatakan, awal penyebaran kasus ini di KUA itu belum diketahui. Pemkot Yogyakarta pun fokus melacak penularan pada anggota keluarga kelima staf tersebut. “Tracing-nya agak susah karena domisili keluarga mereka luar kota semua, yakni di daerah zona merah Jawa Tengah,” katanya.
Heroe berkata, selain pada anggota keluarga, pelacakan dilakukan pada kontak erat lainnya. Apalagi di antara lima staf itu terdapat penghulu yang bertugas menikahkan pengantin. “Acara pernikahan sedang kami telusuri,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta ini.
Selain kasus positif Covid-19 di KUI ini, Pemkot Yogyakarta tengah melacak kasus di tiga pedagang, yakni pedagang soto Lamongan di Umbulharjo, pedagang toko kelontong di Danurejan, dan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro.
Heroe mengungkapkan, kasus warung soto menemukan 16 orang positif Covid-19, termasuk seorang pembeli dari Bantul. “Pembeli soto Lamongan kemarin mendapat gejala panas dan sebagainya. Dia sudah periksa di puskesmas terdekat dan terkonfirmasi positif,” katanya.
Menurut Heroe, di kalangan pembeli soto baru ditemukan satu kasus positif. Adapun 15 orang positif Covid-19 adalah anggota keluarga pedagang dan salah satu tetangga pedagang tersebut di daerah Pandeyan, Umbulharjo.
“Kepada mereka yang selama Agustus membeli di Soto Lamongan, silakan ke layanan kesehatan terdekat supaya tahu terpapar apa tidak. Sudah jelas ada pembeli yang kena Covid-19. Untuk pembeli, sudah ada 14 orang yang kami swab. Dua di antaranya negatif dan sisanya belum ada hasil,” ucapnya.
Adapun kasus Covid-19 di toko kelontong, salah satu anak pedagang toko itu telah menjalani tes usap PCR dan hasilnya negatif. Kasus Covid-19 di Bausasran, Danurejan, ini menyebabkan pedagang tersebut meninggal dunia.
Satu pedagang lagi, yakni PKL di kawasan Malioboro, yang positif Covid-19 juga meninggal. Kasus PKL Malioboro ini juga masih dilacak.
Heroe mematok target 15 orang kontak erat menjalani tes usap. “Kasus PKL Malioboro ini kronologinya mulai periksa di puskesmas pada Selasa (1/9). Kemudian dilakukan swab dua kali pada Rabu (2/9) dan Kamis (3/9). Hasilnya diketahui positif pada Jumat (4/9) siang, sorenya meninggal dunia,” ucapnya.