Home Politik Pilkada Serentak dan Covid-19 yang Mengkhawatirkan

Pilkada Serentak dan Covid-19 yang Mengkhawatirkan

Pekanbaru, Gatra.com - Dampak Covid-19 mulai mengkhawatirkan gelaran pilkada serentak 2020. Di Riau, saat ini ada 2 bakal calon yang terpapar virus asal Wuhan tersebut. Namun, hal yang paling merisaukan dari virus itu adalah minat pemilih menggunakan hak suaranya. 

Dalam suatu kesempatan, Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Riau, Hardianto, mengatakan kualitas pilkada Desember 2020 sangat dipengaruhi sejauh mana pemilih merespon sebaran Covid-19. 

"Jika pemilih kemudian merespon Covid-19 dengan keenganan mendatangi tempat pemungutan suara, maka itu akan berdampak pada kualitas pilkada. Sebab partisipasi pemilih yang rendah menandakan rendahnya kualitas pilkada," ungkap Wakil Ketua DPRD Riau itu. 

Berdasarkan data KPU Provinsi Riau gelaran 9 pilkada serentak di Riau melibatkan lebih kurang 2,6 juta pemilih. Adapun jumlah pasangan bakal calon kepala daerah yang ikut kontestasi mencapai 34 pasangan, dengan 2 diantaranya positif Covid-19. Sementara itu data KPU RI mendapati 37 bakal calon kepala daerah dinyatakan positif Covid-19. 

Komisioner KPU Riau yang membidangi partisipasi dan sosialisasi, Nugroho Notosusanto, menyebut selaku penyelenggara di level daerah, pada prinsipnya KPU Riau siap menyelenggarakan keputusan pilkada yang telah ditetapkan pemerintah. Hanya saja, dia memahami Covid-19 bakal mempengaruhi minat pemilih mendatangi TPS. 

"Dan itu masuk akal, orang tentu akan berpikir dua kali untuk datang ke TPS  kalau keselamatanya terancam," tekannya. 

Sebut Nugroho, selaku penyelenggara pihaknya memberikan perhatian serius terhadap keselamatan pemilih ditengah pandemi. Ini dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan di TPS. Kendati begitu, Nugi, menegaskan pihaknya tidak bisa memaksa pemilih untuk datang ke TPS. 

Terpisah, pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, berpendapat jika minat pemilih mendatangi TPS berkurang, maka ceruk suara yang diperebutkan semakin sempit. Oleh sebab itu kemasan kampanye yang dilakukan para calon kelapa daerah memegang peranan penting. 

"Tentu saja, Covid-19 membuat opsi kampanye akbar menjadi mustahil. Dengan demikian popularitas dan ketokohan punya peranan, tapi itu tergantung bagaimana kemasanya. Pemilih yang mungkin berkurang tentu menjadi tantangan untuk merangkulnya."

Hingga Minggu (7/9), kasus suspek Covid-19 di Provinsi Riau tercatat 19.871 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.584 kasus terkonfirmasi Covid-19. 

Reporter: Febri Kurnia

87