New Delhi, Gatra.com - India mengalami lonjakan dengan rekor 90.632 kasus dalam 24 jam terakhir, ketika infeksi menyebar ke kota-kota kecil dan bagian pedesaan.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan, bahwa beban kasus India mencapai 4.113.811, sedikit lebih rendah dari 4.123.000 infeksi yang dikonfirmasi di Brasil.
Brasil adalah negara terparah kedua setelah Amerika Serikat dengan 6.245.112 kasus.
Dikutip The Associated Press, Minggu (6/9), Kementerian pada hari Minggu juga melaporkan tambahan 1.065 kematian dengan total 70.626.
Lebih dari 1 juta kasus telah terdeteksi di India dalam waktu kurang dari dua minggu. Pihak berwenang mengatakan bahwa pengujian harian India melebihi 1 juta saat ini.
Ahli kesehatan pemerintah, Dr. Randeep Guleria, mengatakan India sedang mengalami peningkatan dengan lebih dari 70 persen dari hampir 1,4 miliar penduduknya yang masih rentan terhadap infeksi.
“Kami dapat mengatakan bahwa kami melihat semacam gelombang kedua di beberapa bagian negara,” katanya.
Tingkat pemulihan India juga cukup tinggi 77,23 persen, yang menyebabkan penurunan angka kematian menjadi sekitar 1,73 persen.
Dengan ekonomi berkontraksi dengan rekor 23,9 persen pada kuartal April-Juni, menyebabkan jutaan pengangguran. Pemerintah terus melonggarkan pembatasan kecuali di area berisiko tinggi.
Apalagi, diumumkan bahwa kereta bawah tanah akan kembali beroperasi pada hari Senin setelah lebih dari lima bulan dengan pembatasan jumlah orang di dalamnya.
Guleria juga mencatat negara tersebut sedang mengalami kelelahan perilaku COVID dengan banyak orang memadati tempat umum, tanpa memakai masker dan jalanan kembali macet.
Enam dari 28 negara bagian India - Maharashtra, Andhra Pradesh, Tamil Nadu, Karnataka, Uttar Pradesh, dan Delhi - tetap menjadi yang terparah, dan terhitung 75 persen kematian di hampir 65 persen dari total kasus.