Jakarta, Gatra.com – Persoalan buta aksara masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Berdasarkan data Kemendikbud, meski angka buta aksara berangsur menurun sejak tahun 2011 lalu, namun di tahun ini tercatat masih ada ada 6 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Barat hingga Papua, yang angka buta aksaranya masih tinggi.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri, mengatakan ada 6 wilayah dengan presentase buta aksara yang tinggi diantaranya Papua 21,9 Persen, Nusa Tenggara Barat (NTB) 7,46 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) 4,24 persen, Sulawesi Selatan 4,22 persen, Sulawesi Barat itu 3,98 persen dan Kalimantan Barat 3,81 persen.
"Daerah tersebut perlu mendapat perhatian lebih, supaya permasalahan buta aksara ini dapat ditekan hingga angka nol persen," kata Jumeri dalam keterangannya sekaligus memperingati Hari Aksara Internasional, Jumat (4/9).
Jumeri mengakui, penghentasan buta aksara bukanlah tugas yang mudah. Permasalahan harus tetap dituntaskan, agar perkembangan literasi di Tanah Air tidak terhambat.
Kemendikbud pun saat ini tengah mengkaji beberapa strategi di sektor pendidikan keaksaraan, dengan fokusnya mengarah pada daerah dengan persentase buta aksara tertinggi.
Salah satu diantaranya, Jumeri mengatakan tengah mengkaji dan berkoordinasi secara gabungan (korgab) antara pemerintah pusat dengan daerah.
"Upaya kami kedepan salah satunya adalah adanya Korgab daerah dengan pusat. Nantinya, semua akan kita cover dengan balai besar penjaminan mutu pendidikan, Nantinya, unit-unit kami itu bisa memastikan berjalannya program keaksaraan," ujarnya.