Tegal, Gatra.com - Tiga sekolah jenjang SMA di Kota Tegal, Jawa Tengah akan menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka mulai pekan depan. Siswa yang mengikuti simulasi hanya siswa yang tinggal di Kota Bahari dan berangkat sekolah tidak menaiki angkutan umum.
Ketiga sekolah tersebut yakni SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Tegal serta satu SMA swasta yakni SMA Pius. Pihak sekolah sudah mulai melakukan persiapan pelaksanaan simulasi.
Kepala SMAN 2 Sri Ningsih mengatakan, simulasi pembelajaran tatap muka akan digelar selama dua pekan mulai Senin (7/9). Dia memastikan kesiapan sekolah yang dipimpinnya untuk menggelar kegiatan itu.
"Seminggu ini kami berbenah untuk persiapan. Kami juga sudah serahkan SOP pelaksanaannya ke Dinas Pendidikan provinsi. Itu sudah direvisi tiga kali dan sekarang sudah disetujui untuk menggelar simulasi," kata Sri, Kamis (3/9).
Sri mengungkapkan, persiapan yang dilakukan di antaranya penyiapan sarana pendukung protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, sabun cair, pelindung wajah, masker cadangan, gel pembersih tangan, dan alat pengukur suhu. Selain itu, ruangan kelas juga sudah ditata sedemikian rupa agar bisa diterapkan jaga jarak antar siswa.
"Jarak antar tempat duduk siswa kami upayakan 1,5 meter. Hanya ada satu meja dan kursi tanpa meja cadangan. Meja yang tidak terpakai kami taruh di gudang," ujarnya.
Menurut Sri, siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran mulai pukul 07.30 hingga 10.30 WIB adalah siswa kelas X, XI, dan XII. Jumlahnya dibatasi 100 siswa terlebih dahulu dengan tiap kelas maksimal 16 siswa.
Sebelum mengikuti simulasi, mereka harus dalam kondisi sehat dan sudah mendapat izin dari orang tua masing-masing.
"Siswa yang menjadi peserta simulasi tidak diganti-ganti. Kalau gonta-ganti, pas ada penularan susah mendeteksi. Mereka juga seluruhnya warga Kota Tegal yang berangkat sekolah di antar orang tua atau jalan kaki. Kalau siswa dari luar kota dan menggunakan angkutan umum atau angkot tidak boleh ikut simulasi. Mereka mengikuti pembelajaran daring," jelas Sri.
Sri mengatakan, simulasi digelar untuk mengukur model atau protokol pembelajaran tatap muka yang tepat di masa pandemi agar tidak ada penyebaran Covid-19.
"Ini masih sismulasi, belum KBM tatap muka normal. Setelah simulasi selesai, kami akan melakukan evaluasi dan selanjutnya dilaporkan ke provinsi, ada hambatan atau tidak, ada penularan atau tidak. Kalau semuanya baik-baik saja, kita baru boleh menambah jumlah siswa secara bertahap," pungkasnya.