Bantul, Gatra com - Pantai pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menelan korban. Wisatawan asal Madiun, Jawa Timur, Faran Diva Bahtyarta, 18 tahun, hilang terseret ombak Pantai Parangtritis, Bantul, Jumat (4/9) pagi. Tiga rekannya yang turut hanyut dapat diselamatkan.
Koordinator Sarlinmas Wilayah III Parangtritis Bantul Ali Sutanto mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. "Rombongan berjumlah tujuh orang. Usai memarkir motor, mereka menuju pinggiran pantai untuk berfoto," katanya.
Empat dari tujuh orang itu, yaitu Faran Diva Bahtyarata (18), Afrian Azhary (18), Risky Pratama Putra (21), dan Ervian Risk Dwitama Putra (16), memutuskan mandi di pantai. Sedangkan tiga rekannya berada di tepian. Karena mandi di area dekat palung laut, keempat orang itu pun terseret arus.
"Petugas mampu menyelematkan tiga orang, namun Faran Diva dinyatakan hilang," kata Ali.
Kondisi salah satu korban, Afrian, lemas dan muntah-muntah. Ia kemudian dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati, Bantul. Ali mengatakan, saat ini tim gabungan terus melakukan pencarian terhadap Faran. "Kami kerahkan 10 personel untuk mencari korban," ucapnya.
Selain memiliki palug laut, ketinggian ombak di Parangtritis saat ini mencapai 3-4 meter. Untuk itu, Ali meminta wisatawan hati-hati dan melarang mandi di pantai. Pada 6 Agustus lalu, kecelakaan laut juga terjadi di pantai selatan DIY, Pantai Goa Cemara, dan memakan tujuh korban.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menyatakan berulangnya kecelakaan laut di pantai selatan DIY akan dikaji.
"Kontur pantai selatan Bantul, selain memiliki ombak besar, adanya palung laut yang dicirikan dengan arus tenang, patut menjadi kewaspadaan bagi wisatawan," kata dia kepada Gatra.com.
Apalagi, Kwintarto menyatakan, kawasan pesisir selatan DIY sebenarnya adalah area terlarang untuk mandi bagi wisatawan.