Sukoharjo, Gatra.com- Meski tidak mempunyai kursi legislatif, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sukoharjo akhirnya memutuskan ikut bergabung membangun koalisi dengan PAN, PKS dan Partai Gerindra mengusung pasangan calon (paslon) Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa atau JosWi dalam Pilkada Sukoharjo 9 Desember mendatang. Kepastian dukungan dinyatakan dengan menggelar deklarasi di kantor partai setempat, Kamis (3/9) sore yang dihadiri langsung oleh pasangan JosWi, Bapaslon Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo periode 2020-2024.
Usai deklarasi, Ketua DPC PPP Sukoharjo, Dableg Siswo Sunarto mengaku, jika sebelumnya tidak mudah mencapai kesepakatan untuk mendukung JosWi. Pasalnya semula masih banyak yang berkeliaran mendukung sejumlah tokoh, namun dalam perjalanannya gagal mendapat rekomendasi.
"Akhirnya sudah diputuskan bersama dan menentukan sikap PPP untuk mendukung dan siap memenangkan JosWi pada Pilbub tahun ini," ucapnya.
Menurut Dableg, sebagai parpol non parlemen, dimana kekuatan PPP yang disebut tercerai berai akibat dilanda konflik internal berkepanjangan, berdasarkan hasil Pileg 2019 lalu hanya mendapat sekira 5.000 suara. Namun, dengan kesepakatan mendukung JosWi ini diharapkan dapat menyatukan dan bangkit kembali.
"Mudah-mudahan, karena sekarang sudah menjadi satu tubuh untuk memenangkan JosWi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo periode mendatang, PPP juga akan kembali berjaya, itu harapan kami," ujarnya.
Menanggapi bertambahnya dukungan, Joko Santosa yang berlatar belakang pengusaha properti ini menyampaikan, dari seluruh parpol baik pengusung maupun pendukung, semua memilki kesamaan keinginan, yakni adanya sebuah perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo.
"Kami ingin, jika nanti mendapat kepercayaan dari masyarakat, mengembalikan tupoksi ASN sebagaimana mestinya. Biarkan mereka bekerja melayani masyarakat sesuai tugasnya. Kami ingin netralitas itu tetap dijaga," tegasnya.
Sebagai informasi, JosWi telah resmi mengantongi dukungan dari 4 parpol pemilik kursi di DPRD Sukoharjo, yakni PAN (5), PKS (5), Gerindra (5) dan menyusul terakhir adalah PKB (3). Sedangkan dari parpol non parlemen, sedikitnya ada empat, yakni PPP, Perindo, Berkarya, Garuda, PBB, dan Gelora.