Batam, Gatra.com - Wakil Wali Kota Batam Amsakar Ahmad mengaku, Pemerintah Kota (Pemko) Batam, belum ingin merencanakan untuk melakukan tes swab massal bagi seluruh masyarakat Kota Batam, lantaran minimnya anggaran.
Untuk mensiasatinya, Pemko Batam masih menerapkan upaya pencegahan dengan sosialisasi, dan tracing kontak erat kasus Covid-19.
“Untuk tes swab massal, kami belum memiliki agenda seperti itu karena anggarannya minim untuk itu. Kami masih fokus dengan jaring pengaman sosial,” katanya, Kamis (3/9/20) di Batam.
Menurutnya, deteksi dini kasus Covid-19 bagi orang tanpa gejala adalah penting, namun Pemerintah masih belum dapat menerapkan tes swab massal oleh karena tidak memiliki anggaran yang cukup.
Pertama, tes swab massal sangat membutuhkan alat yang tidak sedikit, seperti alat swab untuk mengambil sampel mukus serta tabung penyimpan sampelnya.
Tes swab massal, kata Amsakar, sejatinya membutuhkan biaya yang cukup besar. Pemerintah Kota Batam merasa belum mampu apabila menerapkan tes swab pada 1,3 juta penduduk Batam satu per satu.
“Kalau masyarakat mampu, tidak ada salahnya tes swab mandiri, setiap kali tes biayanya sekitar Rp 1,8 juta . Artinya, cost-nya besar ini, kita belum mampu,” ujarnya.
Meski demikian, sampai saat ini Pemerintah masih melakukan upaya tracing terhadap kontak erat kasus-kasus Covid-19 di Kota Batam untuk meminimalisir penyebaran.
Bahkan setiap harinya, menurut Amsakar, jumlah sampel yang masuk ke BTKLPP Batam mencapai lebih dari 100 sampel. Tes swab ini merupakan tindak lanjut dari tracing kontak erat dengan menggunakan rapid test terlebih dulu.
“Tidak semua orang harus dilakukan swab, tapi kalau rapid test memang sudah sejak awal dilakukan,” tandasnya.