Slawi, Gatra.com – Bank Indonesia (BI) terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi bawang putih nasional melalui pendampingan petani bawang putih di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Bawang putih yang dikembangkan BI di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong sejak lima tahun lalu kini sudah mencapai generasi keempat dan dipanen, Rabu (2/9).
Bawang putih double chromosome tersebut dipanen di lahan seluas 0,5 hektar dengan hasil panen sebanyak 15,68 ton per hektar. Bawang putih yang dijadikan bibit ini rencananya akan terus dikembangkan dengan menggandeng Pusat Kajian Holtikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) agar kualitasnya bisa bersaing dengan bawang putih impor.
Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Muhammad Taufik Amrozy mengatakan, pengembangan bawang putih yang sudah dilakukan BI sejak 2015 di Desa Tuwel untuk membantu upaya pemerintah mencapai swasembada bawang putih nasional.
“Bawang putih yang dipanen ini masih akan dijadikan bibit. Ini sudah generasi keempat yang kita kembangkan. Biasanya memerlukan lima sampai enam generasi untuk stabil, Ini hasilnya alhamdulillah sudah lumayan. Mudah-mudahan ini bisa terus kita kembangkan di generasi berikutnya,” kata Taufik usai panen.
Menurut Taufik, jika hasilnya bagus, bibit bawang putih yang dikembangkan di Desa Tuwel akan disuplai ke daerah-daerah lain melalui sinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait sehingga bisa meningkatkan produksi bawang putih nasional. Dengan begitu, impor bawang putih juga bisa dikurangi.
“Petani di sini selama lima tahun kami bina, hasilnya naik turun tapi tidak patah semangat mereka. Mereka sudah mencapai dimensi bawang putih yang menyamai bawang putih impor. Ini kami usahakan untuk stabil sehingga bisa menjadi bibit nasional dalam rangka membantu pemerintah. Kita sebarkan dari Tegal ke Jateng, dari Jateng ke Indonesia supaya tidak lagi 95 persen impor,” tandasnya.
Kepala Bidang Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Nur Udi Setiawan mengatakan, penanaman bawang putih dengan double chromosome harapannya membuat bawang putih lokal bisa bersaing dengan bawang putih impor, terutama dari China. “Selama ini bawang putih lokal kalau untuk pasar konsumen itu kurang disukai konsumen karena umbinya kecil,” ujar dia.
Ketua Kelompok Tani Berkah Tani Desa Tuwel, Ahmad Maufur mengatakan, potensi hasil panen bawang putih double chromosome di lahan seluas 0,5 hektar sebenarnya bisa mencapai 20 ton per hektar jika kondisi cuaca mendukung.
“Kondisi kemarau basah yang terjadi saat ini berpengaruh pada hasil panen. Di masa-masa pengumbian, curah hujan yang masih tinggi membuat daun layu. Jadi pengumbian tidak maksimal. Dari potensi 20 ton per hektar, yang dipanen 15 ton,” ucapnya.