Jakarta, Gatra.com - Berbagai tim peneliti di Indonesia saat ini tengah bergerak dalam pengembangan vaksin virus corona.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro, menyebut ada 5 institusi yang bergerak melakukan riset terhadap kemungkinan pengadaan vaksin di dalam negeri.
Selain ada lembaga Biomolekuler Eijkman yang saat ini sedang mengembangkan Vaksin Merah Putih, ada 4 Institusi lainnya yang juga tengah bergerak dalam pengembangan riset vaksin.
Empat institusi tersebut diantaranya adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
“UI mengembangkan 3 platfrom, DNA, RNA, dan Virus Like Particle. Tim dari ITB, yang mengembangkan dengan platform adinovirus. Kemudian dari UNAIR, yang juga mengembangkan dengan platform adinovirus, dan terakhir LIPI yang mengembangkan dengan platform protein rekombinan,” kata Bambang
Bambang mengapresiasi atas berbagai tim pengembangan vaksin yang ada tersebut, dan diharapkan kepada semua institusi yang melakukan pengembangan dapat melahirkan bibit vaksin yang siap untuk diproduksi.
Saaat ini yang terpenting, lanjut Bambang, pihaknya tengah mendorong pengembangan vaksin dengan pendekatan cepat, efektif, dan mandiri. Kemandirian sangat penting mengingat Indonesia sendiri mempunyai jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa.
“Bahkan ada kemungkinan apabila vaksinasi bisa saja dilakukan lebih dari 1 kali per orang. Maka kebutuhan vaksin ini bisa mencapai jumlah 300-400 juta ampul,” jelas Bambang.
Sementara itu, Bambang juga mengaku pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan BUMN serta perusahaan swasta nasional yang siap untuk memproduksi vaksin kedepan.
Dari Biofarma misalnya, Bambang mengatakan BUMN tersebut menyatakan siap untuk memproduksi vaksin dengan kapasitas 250 juta unit dalam 2021 mendatang.
“Selain itu perusahaan swasta lainnya kita juga dorong agar segera mendapatkan izin Cara Produksi Obat dengan Baik (CPOB) dari BPOM. Kita harapkan pada waktunya mereka akan siap, memproduksi vaksin dan bisa nantinya produksi Indonesia, yang memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dan bahkan melebihi kemungkinan satu kali vaksinasi per penduduk,” ujarnya.