Solo, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sebanyak 14 armada bus Trans Jateng untuk trayek Solo-Sragen pulang pergi (PP). Trayek ini akan melayani masyarakat yang akan berwisata ke situs bernda purbakala Sangiran dan melayani sepanjang 31 kilometer.
Koordinator Layanan Transjateng Koridor Solo-Sumberlawang, Rahmat Endratmoko mengataka,n nantinya bus Trans Jateng ini akan menghubungkan antara Terminal Tirtonadi dan Terminal Sumberlawang.
"Bus ini juga akan melewati Sangiran. Operasionalnya mulai jam 05.00-18.00 WIB," ucapnya saat ditemui di Terminal Tirtonadi Solo, Selasa (1/9).
Rute yang akan dilewati yakni SMK Muhammadiyah Gondangrejo, MAN 3 Sragen, Kecamatan Kalijambe, SMKN 1 Kalijambe, Sangiran, Puskesmas Kalijambe, SMPN 1 Gemolong, SMAN 1 Sumberlawang, SMPN 1 Sumberlawang, dan berakhir di Terminal Sumberlawang.
Untuk menarik minat masyarakat, selama sembilan hari bus ini akan beroperasi secara gratis. "Ini sebagai bentuk sosialisasi ke masyarakat, jadi tanggal 1-9 September bus akan beroperasi secara gratis," ucap Rahmat.
Ke depannya bus ini akan dikenakan tarif normal. Tiket untuk tiap penumpang yakni Rp 4 ribu. "Tapi untuk pelajar, veteran dan buruh akan dikenakan separuh harga," ucapnya.
Harapannya dengan keberadaan armada bus ini masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi pada transportasi umum. Sehingga bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya. "Dengan diaktifkan rute Solo-Sangiran ini juga bisa meningkatkan sektor pariwisata," ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro mengatakan bus Trans Jateng untuk rute Solo-Sangiran akan dioperasikan 14 armada. Tiap armada dapat menampung sebanyak 40 penumpang. Namun di masa pandemi ini jumlah penumpang akan dibatasi separuhnya.
"Kemungkinan kami hanya menampung 20 orang saja, maksimal 25 orang agar memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat," ucapnya.
Armada ini dioperasikan dengan sistem beli layanan. Sehingga operator tidak dikenakan target setoran. Sebab nantinya seluruh pendapatan dari armada bus ini diberikan pada kas daerah. Operator hanya sebagai pelaksana saja.
."Makanya kami berhak mengevaluasi ketika nantinya operator tidak melayani dengan baik. Masyarakat silahkan melapor ke kami ketika ada yang ugal-ugalan," ucapnya.
Koordinator Terminal Tipe A Tirtonadi Joko Sutriyanto mengatakan keberadaan armada ini diharapkan meningkatkan penumpang di Terminal Tirtonadi. Apalagi dengan layanan yang murah dan nyaman.
"Kami terus berupaya memfasilitasi kenyamanan bagi masyarakat. Misi kami adalah seluruh transportasi 'nyambung' ke terminal, termasuk BST, Transjateng, feeder," ucapnya.