Sleman, Gatra.com - Bupati Sleman Sri Purnomo menepis anggapan bahwa istrinya, Kustini, maju sebagai calon bonke di Pilkada Sleman 2020. Menurut Sri, Kustini lebih berpengalaman dibanding calon lain.
Sri Purnomo mengatakan, semua bakal calon Bupati Sleman saat ini belum pernah menjabat sebagai bupati. "Semua yang maju belum ada yang pernah jadi bupati. Kalau Bu Kustini SP sudah mendampingi selama 14 tahun lebih. Sudah banyak pengalaman dibanding yang lain," kata dia kepada Gatra.com, Selasa (1/9) malam.
Sri tengah menjalani periode kedua sebagai Bupati Sleman dan sebelumnya menjabat Wakil Bupati Sleman 2005-2010. Istri Sri, Kustini, kini diusung PDI Perjuangan dan PAN sebagai calon bupati. Keduanya kader PAN. Kustini menggandeng kader PDI Perjuangan, Danang Maharsa di Pilkada 2020.
Mereka akan bersaing dengan calon petahana Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dan Amin Purnomo yang diusung Golkar, Nasdem, dan PKS. Pasangan calon lain adalah Danang Wicaksana dan Agus Kholik dari koalisi Gerindra dan PKB.
Ketua DPD Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta Gandung Pardiman sebelumnya mengatakan akan sangat berbahaya jika Sleman dipimpin oleh bupati boneka. Menurutnya seorang bupati boneka tidak punya kemampuan dan hanya dikendalikan oleh pihak lain.
“Ini bisa membahayakan rakyat dan bahkan tata pemerintahaan yang ada. Bupati Sleman tidak boleh ada remote control dari siapapun,” kata dia di sela Musyawarah Daerah (Musda) X DPD Golkar Sleman di Hotel Indoluxe Sleman, Selasa (1/9).
Gandung menyebut salah satu kandidat calon Bupati Sleman adalah istri Bupati Sleman Sri Purnomo, Kustini. Menurut Gandung, kapasitas Kustini baru sebatas sebagai penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
“Yang maju kan istrinya, kapasitasnya penggerak PKK. Dalam hal pemerintahan, dia mumpuni apa tidak? Kalau tidak mumpuni pasti disetir mantan bupatinya (Sri Purnomo). Ini bahaya,” ucapnya.
Reporter: Ridho Hidayat