Yogyakarta, Gatra.com – Pemerintah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewaspadai ledakan kasus positif Covid-19 di klaster warung soto Lamongan di Kecamatan Umbulharjo. Warung rujukan pesepeda itu dikunjungi 70 - 100 orang selama sebulan ini.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, warung tersebut menghabiskan lima kilogram daging per hari untuk penjualan soto. “Pasti banyak yang datang. Kami perkirakan 70 sampai 100 orang datang ke sana. Kami upayakan bisa dikendalikan,” kata Heroe di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/9).
Heroe mengimbau pembeli soto di warung tersebut selama Agustus ini untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan agar bisa ditindaklanjuti. Apalagi warung itu kerap disinggahi para pesepeda.
“(Warung) itu termasuk tempat berhenti goweser-goweser juga. Rombongan goweser ada yang ke sana. Segera ke layanan kesehatan setempat untuk tracing. Kalau mereka cerita ke tenaga kesehatan, kan lebih memudahkan tracing,” katanya.
Menurut Heroe, klaster penularan Covid-19 di warung Soto itu mencapai 10 orang. Jumlah itu dari hasil 19 orang yang menjalani tes usap. Mereka adalah keluarga besar pedagang soto dan tinggal dalam satu rumah. “Sampai saat ini belum menemukan kasus positif di luar rumah itu,” ucapnya.
Heroe mengungkapkan, lingkungan RT di rumah pedagang soto itu pun ditutup untuk warga luar. Langkah ini untuk mengantisipasi penularan virus. “Lockdown tingkat RT, tidak tertutup rapat,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta ini.
Heroe menyatakan, sampai saat ini belum diketahui sumber dan riwayat penularan Covid-19 di warung itu. Namun, ia mendengar warung itu juga didatangi pelaku perjalanan dari luar DIY.
“Memang ada tiga orang yang berasal perjalanan dari Kediri (Jawa Timur). Apakah itu yang membawa (Covid-19) atau jadi korban, belum bisa dipastikan. Belum diketahui sebaran berasal dari mana. Ini sudah generasi dua (G2) dan harapan kami sampai di G2 saja,” ucapnya.