Purwokerto, Gatra.com - Bupati Banyumas, Achmad Husein meminta pedagang Pasar Wage Purwokerto, Jawa Tengah, untuk bersabar. Sebab, jumlah pembeli pasar tersebut mengalami penurunan drastis setelah ditemukannya 24 orang pedagang positif COVID-19 bulan Juli lalu.
Husein mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan menggerakan ekonomi agar mereka mampu dan kembali berbelanja di Pasar Wage. Salah satunya dengan meminta pihak perbankan, BUMN mapun BUMD untuk menyediakan voucher belanja melalui program corporate social responsibility (CSR).
"Kita memang harus prihatin, akibat sepinya pembeli, lakunya secara umum baru sekitar 30 persenan, meski ada pedagang yang sudah bisa berjualan seratus persen, tetapi rata rata belum mencapai 50 persen," katanya pada program "Becer Bareng" di Pasar Wage, Minggu (30/8).
Menurut Bupati, penurunan jumlah pembeli bukan karena mereka tidak berani berbelanja, melainkan juga kondisi perekonomian yang secara umum belum pulih. Oleh karena itu, dia meminta pedagang bersabar dan terus berdoa. Di sisi lain pihaknya terus memutar otak untuk mengembalikan kondisi pertumbuhan ekonomi.
Husein juga mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan saat berbelanja di Pasar Wage. Tujuannya agar masyarakat maupun warga dari luar Banyumas tetap merasa aman dan nyaman, karena warganya mematuhi protokol kesehatan.
Pada program "Becer Bareng" ini, bupati beserta istri, Erna Husein turut mempromosikan barang-barang dagangan serta membeli sejumlah kebutuhan dapur. Apabila menemukan warga yang mengenakan masker tapi tidak sesuai aturan, bupati langsung menegur dan membetulkan posisi masker orang tersebut dengan benar.
"Memang cara ini tidak terlalu berpengaruh banyak, tetapi tetap memberikan dorongan moril. Maka saya minta kepada Disperidagkop untuk mengumpulkan agar perbankan menggunakan CSR dalam bentuk voucher kepada masyarakat kurang mampu untuk berbelanja di Pasar Wage agar pedagang tetap laku," katanya.
Dia mengatakan, di wilayah Banyumas terdapat sekitar 100 bank. Seandainya terdapat 3 bank yang memberikan voucher belanja minimal Rp500 ribu per hari, ia mengklaim hal tersebut dapat menggerakan ekonomi.
"Apalagi sampai Rp5 juta. Itu akan ikut menggerakan ekonomi, tidak hanya sesaat. CSR juga diharapkan dari kontraktor, BUMN, BUMD untuk memberikan CSR untuk masyarakat miskin. Kita tidak pernah minta apa-apa, saat ini CSR tidak perlu bangunan maupun barang akan lebih bermanfaat untuk voucher," katanya.
Husein berharap, pengelola maupun pedagang selalu menjaga kebersihan pasar. Pasar yang bersih dan rapi akan menarik pembeli untuk datang berbelanja.
Salah satu pedagang Pasar Wage, Nesa (35) mengatakan, salah satu penyebab sepinya pasar tradisional terbesar di Purwokerto ini salah satunya karena aturan sistem satu arah. Dia sering mendapat keluhan pelangganya karena harus berputar-putar untuk memasuki Pasar Wage. "Sepi banget apalagi sekarang adanya satu jalur. Orang sering mengeluh karena satu jalur dan harus memutar jauh," katanya.