Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pengerjaan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA) yang digarap PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dan PT Angkasa Pura I merupakan proyek terbaik. Bandara yang sudah beroperasi pada Maret 2020 itu telah diresmikan oleh Jokowi pada Jumat (29/8).
"Saya juga berterima kasih kepada PP dan Angkasa Pura I yang tadi kita lihat secara detail pengerjaannya juga menurut saya ini yang terbaik, saat ini di Indonesia", ujar Joko Widodo dalam sambutannya tersebut.
Atas prestasi pembangunan YIA tersebut, PT PP dianugerahi tiga penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan itu untuk kategori bandara dengan penyelesaian Zona Airside tercepat, bandara dengan pemakaian beton terbanyak, dan pembangunan konstruksi bandara internasional tercepat.
Terpisah, Direktur Umum PT PP, Novel Arsyad menjelaskan, penghargaan itu tak lepas dari proses pembangunan yang cukup detil. Disebutkan Novel, bandara itu melibatkan para ahli di bidang konstruksi, termasuk pakar gempa dari Jepang turut dilibatkan untuk memberikan masukan dalam pembangunan bandara ini.
"Dari sisi konstruksi, perencanaan desain struktur di mana mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,8 magnitudo dan menerapkan parameter gempa yang baru sebagai antisipasi tsunami dan likuifaksi," ujar Novel Arsyad kepada media.
Sebelumnya, pembangunan bandara yang berlokasi di Kulon Progo telah rampung digarap pada 15 Agustus 2020 lalu. Proyek itu memakan waktu delapan bulan saja.
Perseroan di bawah BUMN tersebut menerapkan aplikasi Building Information Modelling (BIM) selama masa konstruksi. PP menyebut runway bandara itu dapat menampung pesawat terberat, yaitu Boeing 777 dengan kapasitas penuh dan pesawat terbesar, Airbus 380.
"Kapasitas ultimate runway dapat mencapai lebih besar dari 40 pergerakan pesawat per jam. Sedangkan dari sisi landside, kapasitas terminal di Yogyakarta International Airport mampu melayani 20 juta penumpang per tahun," kata Direktur Utama PP, Novel Arsyad melalui keterangan resminya, Minggu (15/8).
Novel mengatakan, YIA merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki lantai basement sebagai akses service karyawan dan tenant. Bandara itu memiliki Zona Airside tercepat dan bandara dengan pemakaian beton terbanyak. Namun Novel mengklaim, pembangunan YIA didesain dengan ramah lingkungan atau green building.
"Airfield Flight Lighting (AFL) telah menggunakan tipe lampu LED, sedangkan bandara lain masih menggunakan tipe lampu halogen sehingga penggunan lampu jenis LED ini lebih menghemat daya," jelasnya.
Lebih lanjut, Novel menjelaskan dalam bandara ini terdapat bangunan Crisis Centre dan lantai keberangkatan terminal penumpang yang digunakan sebagai tempat khusus penanganan dan evakuasi bencana tsunami. Proyek senilai Rp6,98 triliun yang dimiliki oleh PT Angkasa Pura I didesain dengan struktur bandara yang mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,8 magnitudo.
Meski begitu, disain bangunan ini tetap dipoles unik dan berkonsep kearifan lokal yang melibatkan 46 seniman dari Yogyakarta.
"Dalam desain arsitektur tersebut juga terdapat pencerminan 5 desa yang tanahnya terkena pembangunan bandara dalam yang divisualisasikan dalam bentuk Art Work," tutupnya. (EFS)