Pemalang, Gatra.com - Menikmati kuliner angkringan yang menetap di satu tempat mungkin sudah menjadi hal biasa. Bagaimana jika makan di angkringan yang berada di dalam bus yang sedang melaju
Sensasi itu bisa dirasakan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Di kabupaten yang berjuluk kota nanas itu terdapat sebuah bus yang disulap jadi angkringan. Namanya Angkringan On The Bus.
Seperti namanya, bus pariwisata milik PO Hermanto itu sengaja dijadikan angkringan dengan konsep yang berbeda dengan angkringan pada umumnya. Bagian kursi penumpang dirombak sedemikian rupa dan dilengkapi meja untuk tempat makan beserta ornamen pemanis sehingga terasa seperti berada di kafe.
Di angkringan ini penumpang bisa menikmati menu-menu angkringan yang identik dengan kuliner murah meriah, seperti nasi kucing dan sate usus sembari berkeliling kota. Tarif untuk naik bus ini pun terjangkau. Penumpang hanya perlu membayar Rp25 ribu untuk tiket. Setelah itu, penumpang bisa memesan makanan dan minuman yang tersedia.
Selama menyantap makanan dan minuman yang dipesan, bus akan berkeliling kota Pemalang selama sekitar 90 menit. Selain itu, di dalam bus juga disediakan spot untuk berfoto dan fasilitas untuk berkaraoke.
Marketing PO Hermanto, Wahyudin (48) mengatakan, Angkringan On The Bus pertama kali dioperasikan Senin (24/8). Angkringan dipilih sebagai konsep agar bisa dijangkau oleh semua kalangan.
"Kalau yang sudah ada kan konsepnya kafe yang identik dengan kopi. Kalau ini angkringan. Jadi menu yang disediakan menu ala angkringan tapi diangkat seperti di sebuah kafe dan disajikan di atas bus," kata Wahyudin saat ditemui Gatra.com, Jumat (28/8).
Lantaran konsepnya angkringan, Wahyudin menyebut harga makanan dan minuman yang disediakan juga sama seperti di angkringan. Harganya berkisar mulai dari Rp3.000 hingga Rp5.000.
"Kalau tarif naik busnya Rp25 ribu. Sudah bisa naik dan dapat welcome drink berupa segelas jahe atau teh tungku. Kalau biasanya naik bus AC kan bisa sampai Rp50 ribu," ucapnya.
Menurut Wahyudin, Angkringan On The Bus melayani lima kali perjalanan setiap hari kecuali hari Kamis. Yakni pukul 10.00, 13.00, 16.00, 19.00, dan 20.30 WIB.
"Begitu launching sambutan masyarakat luar biasa, terutama di sore atau malam pasti full. Dari kapasitas 28 orang. Rata-rata sekali jalan 20 orang. Makanya kami lagi nyiapin juga satu bus lagi yang medium. Buat jaga-jaga juga karena akhir pekan terpaksa banyak menolak penumpang," ungkapnya.
Wahyudin mengatakan, ide membuat Angkringan On The Bus awalnya muncul ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia dan membuat delapan bus pariwisata milik PO Hermanto seluruhnya berhenti beroperasi.
"Selama pandemi, armada kita tidak jalan semua karena tempat-tempat wisata kan tutup. Akhirnya muncul ide kreatif ini, bagaimana agar kita bisa tetap beroperasi. Angkringan di bus ini juga tetap menerapkan protokol kesehatan, penumpang pakai masker dan sebelum masuk dicek suhunya pakai thermo gun," ucapnya.
Wahyudin menambahkan, Angkringan On The Bus masih akan terus dikembangkan. Tidak hanya sekedar menawarkan sensasi menikmati kuliner angkringan di bus, tapi juga bisa dipesan untuk merayakan ulang tahun, sunatan, menggelar arisan dan mengadakan rapat.
"Karena sekarang sejumlah tempat wisata sudah mulai buka, kami juga sedang konsepkan bagaimana rute yang dilewati nantinya juga berhenti sebentar di tempat wisata baik di Pemalang atau daerah-daerah di sekitar Pemalang," ujar dia.
Salah satu penumpang bus, Arum (29), mengaku penasaran dengan konsep angkringan di dalam bus sehingga tertarik menjajal bersama keluarga. "Anak-anak juga senang dengan bus jadi sekalian rekreasi keliling kota naik bus sambil makan. Apalagi tarifnya juga murah," tutur warga Desa Beji, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang ini.