Temanggung, Gatra.com - SMK Negeri 1 Temanggung merupakan satu dari tujuh sekolah di tiga daerah di Jawa Tengah yang mendapat kesempatan uji coba pembelajaran tatap muka. Sekolah jurusan pertanian tersebut kini sedang melakukan persiapan.
Kepala SMK Negeri 1 Temanggung, Tri Satya Budi mengatakan, rencana pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolahnya akan dilaksanakan dengan jumlah siswa terbatas. Hal ini mengingat sampai sekarang masih masuk masa pandemi Covid-19.
"Pada tahap awal kami menhadirkan anak dengan jumlah yang terbatas, hanya diikuti 12 anak dalam satu kelas setiap kali pertemuan. Dari jumlah siswa satu kelas sebanyak 36 anak dibagi menjadi tiga rombongan belajar, sehingga dalam satu putaran pembelajaran tatap muka untuk satu kelas belangsung tiga hari," katanya Jumat (28/8).
Disebutkan, dalam satu hari dari kelas 10, 11, dan kelas 12 ada 108 siswa yang masuk sekolah. Tri mengatakan, Jumlah siswa dibatasi karena pihaknya ingin ketat dalam memantau anak-anak agar semua standar operasional prosedur (SOP) bisa dipatuhi oleh anak-anak dan pembelajaran hanya berlangsung selama 3 jam dari 7.30-10.30 WIB, setelah itu siswa pulang.
Setelah pelaksanaan uji coba ini nanti juga akan dilakukan evaluasi, mana kala semua berjalan dengan lancar dan aman, maka akan ditingkatkan dengan shift kedua pukul 12.30-15.30 WIB untuk anak yang lain. Anak yang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka yaitu yang mendapatkan izin dari orang tua atau keluarga. Pihaknya tidak bisa memaksa karena itu hak mereka, namun sekolah tetap akan melayani belajar jarak jauh atau belajar dari rumah.
"Mereka yang berasal dari zona merah itu pun tidak diizinkan ikut dalam pembelajaran tatap muka sampai nanti zonanya berubah atau dinyatakan aman. Anak yang dari rumah ke sekolah menggunanan kendaraan umum juga tidak kita izinkan karena hal itu terlalu risiko, tidak bisa dijamin keamanan jaga jaraknya, kendaraan itu sudah disemprot cairan disinfektan atau belum. Sementara yang diizinkan ikut pembelajaran tatap muka anak yang naik kendaraan sendiri, diantar keluarganya atau jalan kaki," katanya.
Adapun untuk praktiknya dalam penerapan protokol kesehatan dimulai dari pintu gerbang di sekolah. Di sini sudah ada petugas yang mengukur suhu badan, siapa pun yang masuk ke sekolah, baik guru, tenaga kependidikan, maupun siswa dengan thermogun. Setelah itu dilanjutkan cuci tangan pakai sabun baru menuju ruang kelas.
"Kalau suhu badannya di bawah 37,3 derajat celcius nanti dilanjutkan cuci tangan pakai sabun, kemudian baru menuju ke ruang kelas. Pastinya semua harus pakai masker serta jaga jarak dan jalan kaki di lingkungan sekolah pun kita buat alurnya. Tapi untuk kepastian pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah masih menunggu informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah,"katanya.
Pilu Anasa (18), siswi kelas IV Jurusan Agronomi menuturkan sebenarnya sudah ingin belajar secara tatap muka sebab jika memakai cara jarak jauh pesan yang disampaikan kurang menena. Selain itu, ia terkendala jika berangkar sekolah dari rumahnya di Desa Dalangan, Kecamatan Bulu harus naik angkot sampai dua kali sehingga terlalu berisiko.
Aldi yusuf pamungkas (18) siswa kelas IV jurusan Agro Industri mengaku sudah sangat rindu belajar secara tatap muka. Ia pun siap jika harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi untuk bisa sekolah.