Jakarta, Gatra.com- Memasuki era Revolusi Industri 4.0, Kementerian Pertanian terus menciptakan inovasi pelayanan publik secara prima menuju pertanian modern berbasis manajemen teknologi informasi digital. Petani penerima bantuan benih di seluruh Indonesia telah merasakan manfaat memperoleh jaminan benih bermutu yang beredar melalui “Aplikasi Barcode/QR Code”.
Direktur Perbenihan, Takdir Mulyadi mengatakan Kementan melalui Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan meluncurkan “aplikasi Barcode/QR Code” berbasis smartphone dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat untuk menginformasikan peredaran benih secara cepat dan tepat. Termasuk untuk mengamati informasi jumlah, mutu, varietas, waktu, tempat serta status benih terkini yang beredar di Indonesia.
“Aplikasi ini sangat diperlukan dan menguntungkan, karena dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pemalsuan benih yang luar biasa marak, karena jika benih dipalsukan dan benih tidak tumbuh yang jelek adalah produsen benihnya. Hal ini untuk melindungi produsen dan petani pengguna benih," ujar Takdir di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Selain meningkatkan kualitas layanan publik yang cepat, terbangunnya sistem ini membuat lebih efektif, efisien, dan transparan. Kementan memberi kepastian jaminan mutu benih juga yang dapat ditelusuri stok dan sebaran benih produksi dalam negeri. Untuk itu, seluruh produsen benih yang sudah memiliki sertifikasi mandiri maupun yang belum, dapat tercatat dan terpantau.
“Hal ini sangat penting dan bermanfaat untuk pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan tentang ketersediaan benih bermutu dalam negeri," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan hadirnya aplikasi barcode berbasis smartphone ini merupakan implementasi dari kebijakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kementan harus tetap fokus meningkatkan pelayanan publik yang prima sebagai wujud kepedulian Kementan untuk merespon cepat permasalahan pemalsuan benih yang sering terjadi dan beredar di masyarakat, sehingga ketersediaan benih bermutu terjaga.
"Saat ini, aplikasi ini masih tahap uji coba di lapangan dan tahap penyempurnaan serta melengkapi sarana prasarana yang mendukung penerapan aplikasi Barcode/QR Code. Tahun 2021, semua benih bantuan pemerintah saya targetkan sudah menggunakan Barcode/R Code yang dapat di akses dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat secara luas," ujar Suwandi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) telah memerintahkan kepada semua jajaran Kementan untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti pemalsuan benih. Langkah kongkretnya adalah mengupayakan secara maksimal sistem informasi perbenihan.
"Sistem informasi benih ini sangat penting untuk peningkatan kualitas dan kuantitas serta efisiensi penggunaan sumber daya dalam era digital,” kata SYL.
Secara terpisah, Dodi, dari perusahaan benih jagung hibrida PT. BISI mengaku sangat mendukung sistem aplikasi ini. Pasalnya sangat mempermudah bagi kami dalam mengontrol peredaran benih, utamanya dalam mengetahui benih yang akan kadaluarasa dan jumlah stok benih yang beredar.
“Sistem ini mengingatkan masa berlaku benih perusahaan kami, dan sangat membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan mutu benih," sebutnya.
Hal yang sama dikatakan Agustin dari PT. Syngenta. Menurutnya terbangunnya sistem ini akan meningkatkan kepercayaan dan keberlanjutan usaha perbenihan karena informasi mengenai benih yang dibutuhkan tersedia lengkap dengan identitasnya.
“Sistem ini menjadikan transparansi informasi yang dapat dimanfaatkan baik oleh produsen maupun petani," tegas Agustin. (Adv)