Bintan, Gatra.com - Jenazah WNI korban penembakan dari Marine Polis Malaysia karena diduga menyeludupkan satwa dilindungi, akhirnya sampai ke kampung halamanya di Bintan, Kepulauan RIau (Kepri), setelah diseberangkan menggunakan speedboat (SB) Superamin dari Malaysia.
Firman Bahtiar Amin (37 tahun), warga Kampung Bugis, Tanjunguban, Bintan, Kepri, yang tewas ditembak oleh Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Kota Tinggi, Malaysia tiba di Tanjunguban pada Kamis (27/8).
Jenazah Firman disambut isak tangis keluarga yang ikut menjemput saat tiba di Pelabuhan Bulang Linggi, Tanjunguban, Bintan. Usai pemeriksaan oleh petugas Karantina Kesehatan, Imigrasi dan Kepolisian, peti jenazah langsung diangkut ke dalam mobil ambulans yabg telah menunggu.
Suasana hening rumah duka di Kampung Bugis, Tanjunguban, Bintan, mendadak pecah saat mobil jenazah berwarna hitam tersebut parkir di rumah keluarga Syukuri. Tangis haru sanak saudara tak bisa dipendam saat melihat kondisi korban.
Saat ditemui, tak banyak yang dapat disampaikan oleh orang tua korban Syukuri. Kata dia, keluarga mengharapkan kehadiran pemerintah dalam mencari keadilan memberi pendampingan serta bantuan hukum terhadap 2 orang WNI rekan korban yang kini masih ditahan.
"Pihak keluarga telah iklas dan menyatakan jenazah langsung akan dimakamkan di TPU Kampung Bugis," katanya.
Berdasarkan keterangan resmi Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Johor Baharu, Malaysia, Anang Firdaus, korban Amin dan 2 orang temannya yakni Udin (45 tahun) serta Maidin (55 tahun) diketahui berangkat ke perairan Malaysia untuk menjemput ribuan ekor burung jenis murai batu dan murai kampung untuk diseludupkan ke Indonesia menggunakan speedboat pada Minggu malam (23/8).
Kemudian dilaporkan, pada Senin (24/8/2020) sekira pukul 04.30 WIB, speedboat ketiga orang tersebut dihentikan aparat dari APMM di perairan Malaysia. Hingga terjadi kejar-kajaran, dan akhirnya ketiganya beserta speedboat diamankan.
Dalam insiden itu, korban disebut sempat melawan dan berupaya merampas senjata milik petugas setempat saat diperiksa, hingga diambil tindakan tegas sampai terjadi peristiwa penembakan yang menyebabkan korban meninggal.