Home Kesehatan Wolbachia Turunkan Kasus Demam Berdarah di Kota Yogya

Wolbachia Turunkan Kasus Demam Berdarah di Kota Yogya

Yogyakarta, Gatra.com - Penelitian untuk menurunkan kasus demam berdarah dengue di Kota Yogyakarta dengan teknologi bakteri Wolbachia telah selesai. Dimulai sejak 2017, riset ini diklaim mampu menurunkan 77 persen kasus demam berdarah di 35 kelurahan di Kota Yogyakarta.
 
Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Adi Utarini, menjelaskan teknologi ini menyuntikkan bakteri Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyebaran virus Dengue, penyebab demam berdarah. Nyamuk ber-Wolbachia dan telur nyamuk ber-Wolbachia lantas dilepas di daerah endemik Dengue. 
 
Setelah nyamuk ber-Wolbachia dilepas di lingkungan alami, mereka akan berkembang biak dengan nyamuk liar. Program ini dinilai sebagai solusi aman, efektif, dan berjangka panjang dalam menurunkan kasus demam berdarah.
 
Penelitian ini menggunakan sampel di 12 dari 24 area di Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul. Sampel dipilih secara acak dengan menebarkan nyamuk yang Wolbachia.
 
"Delapan bulan terakhir, dua belas area kami bebaskan tanpa intervensi sejak pelepasan nyamuk. Namun kami terus memonitor pasien yang terkena demam berdarah yang berobat ke puskesmas," kata Utarini dalam rilisnya, Kamis (27/8).
 
Selain memantau nyamuk, WMP juga meneliti pasien demam berdarah di puskesmas. Tercatat 8.144 pasien berusia 3-45 tahun dan berasal dari 18 puskesmas ikut dalam penelitian ini.  
 
Hasilnya, sejak 2017 teknologi Wolbachia efektif menurunkan kejadian demam berdarah di Kota Yogyakarta hingga 77 persen.
 
Utarini mengatakan penelitian ini akan terus dilanjutkan untuk menurunkan jumlah kejadian demam berdarah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan daerah lain di Indonesia.
 
"Dari hasil penelitian, kami optimis masyarakat bisa menerima. Yang terpenting, saat diterapkan di daerah lain, kami harus mampu memproduksi telur nyamuk Wolbachia lebih banyak," ujarnya.
 
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengapresiasi hasil penelitian ini dan senang karena kini jarang ditemukan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta. "Sudah dibuktikan, lokasi langganan Dengue setelah disebar Wolbachia menjadi turun," katanya.
 
Hal ini juga diperkuat dengan temuan berbeda di wilayah pembanding yang belum mendapat intervensi Wolbachia. "Daerah Kotagede belum, penyebaran Wolbachia mulai minggu depan. Saya pikir penyebaran nyamuk Wolbachia akan lebih mudah diterima setelah ada buktinya," ujarnya.
 
Ketua Pembina Yayasan Tahija, penyokong riset ini, Sjakon Tahija, menyatakan hasil riset ini buah kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak. "Kami bangga bahwa investasi kami memberi dampak yang berkelanjutan," katanya.
 
316