Home Kebencanaan Anggaran Covid-19 di Maluku Rp178 M, Baru Terserap Rp47 M

Anggaran Covid-19 di Maluku Rp178 M, Baru Terserap Rp47 M

Ambon, Gatra.com - Anggaran coronavirus desease 2019 (Covid-19) di Provinsi Maluku memiliki nilai yang fantastis, yakni sebesar Rp178 Miliar.  Hingga sekitar enam bulan bulan masa pandemi anggaran tersebut sudah terserap Rp. 47 Miliar.
 
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang, kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku,Rabu (26/8)
 
Kasrul menjelaskan,  anggaran tersebut diperuntukkan bagi kesehatan, sekretariat, sosial dan kegiatan lainnya, namun anggaran yang dominan digunakan untuk sekretariat.  
 
"Jadi yang paling banyak anggaran digunakan untuk sektor sekretariat karena ada pengamanan-pengamanan, juga ada pengadaaan beli-beli macam-macam," jelasnya. 
 
Selain itu, kata Kasrul, penggunaan anggaran Covid akan dipercepat realisasinya   terutama untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Padat Karya Tunai (PKT) dipercepat realisasinya. Ini penting, sehingga dapat membantu masyarakat Maluku dimasa Pandemi Covid.  
 
"Kita sudah rapat dan sepakat untuk percepat realisasinya. Tapi untuk pada karya, kita akan kondisikan, karena saat ini kasus Covid masih terus mekingkat, dan jika ada pekerjaan pekerjaan konstruksi, maka itu akan sangat berbahaya, karena pastinya akan ada berkerumun, dan jangan sampai hal itu terjadi," kata Kasrul 
 
Meski begitu Kasrul mengaku, Hingga kini masih ada   paket-paket reguler yang  sudah dilakukan misalnya ada pelelangan yang dalam pelaksanaannya sudah hampir selesai. Bahkan, ada  kontrak yang sudah berproses.  
 
Lebih lanjut Kasrul menjelaskan,  total anggaran untuk penanganan covid-19 di Provinsi Maluku nilainya juga sudah dirasionalisasi menjadi Rp 122 miliar, mengalami penurunan dari awalnya Rp 178 miliar.
 
Dimana, rasionalisasi anggaran covid-19 Provinsi Maluku karena diantaranya tenaga kesehatan, tenaga medis tidak lagi menjalani masa karantina di hotel setelah tangani pasien covid-19.
 
 "Jadi kemarin setelah rasionalisasi ulang, kita sekarang Rp 122 miliar, kan awalnya Rp 178 miliar jadi  ada penurunan," kata Kasrul. 
 
192