Tokyo, Gatra.com – Kalangan arkeolog di Jepang telah menggali sisa-sisa lebih dari 1.500 orang yang ditemukan meninggal dunia. Banyak diantara mereka diyakini tewas akibat tertular wabah, kemudian di kuburan secara massal pada abad ke-19.
Kejadian itu diketahui saat melakukan penggalian yang merupakan bagian dari proyek pengembangan kota di Osaka di Jepang barat.
Dikutip The Associated Press, Rabu (26/8), pejabat di Asosiasi Properti Budaya Kota Osaka yang mempelajari sisa-sisa jasad tersebut mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka yakin jasad itu adalah orang-orang yang usianya masih muda dan meninggal pada akhir tahun 1800-an.
Seorang pejabat di asosiasi tersebut, Yoji Hirata menyebut adanya peninggalan makam Umeda, salah satu dari tujuh situs pemakaman bersejarah di kota dagang Osaka yang ramai di Jepang, digali sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali di dekat stasiun kereta utama. Lebih dari 1.500 sisa-sisa ditemukan selama putaran terakhir penggalian yang dimulai pada September 2019, menyusul studi 2016-2017 sebelumnya yang menggali ratusan sisa-sisa makam serupa di lokasi yang berdekatan.
"Itu adalah penemuan sejarah pertama kami atas situs pemakaman di Osaka. Penemuan ini akan memberikan detil tentang tradisi penguburan orang-orang biasa saat itu,” kata Hirata.
Hirata mengatakan bahwa pada penggalian sebelumnya, sisa-sisa dari beberapa makam tersebut menunjukkan adanya luka di anggota tubuh mereka, menunjukkan pula bahwa telah menjadi korban epidemi di wilayah tersebut.
“Semua sisa-sisa telah dikeluarkan dari situs penggalian, dan para ahli akan memeriksa lebih lanjut hasil mereka terbaru dan artefak lainnya dengan harapan menemukan rincian lebih lanjut terkait dengan kematian tersebut,” katanya.
Hirata menyebut banyak dari jenazah berada di lubang bundar kecil, di mana jenazah tampaknya ditumpuk dan dikubur. Para arkeolog menemukan juga peti mati berisi banyak sisa-sisa peninggalan, sebagai tanda bahwa banyak korban epidemi terkubur bersama.
Para ahli juga menemukan sekitar 350 guci dan kemungkinan osuarium di situs tersebut, sebagai tanda bahwa mayat telah dikremasi. Mereka juga menemukan koin, tasbih Buddha, hiasan kepala, sisir, cangkir sake, dan boneka tanah liat yang diyakini telah dikuburkan bersama di malam tersebut.
Sisa beberapa anak babi dimakamkan di sisi utara kuburan juga ditemukan, dan dua ekor kuda di selatan, sedangkan kucing berada di dalam sebuah kontainer.
Hirata mengatakan para ahli berencana untuk mengumpulkan temuan dan analisis mereka dalam laporan yang diharapkan dapat diketahui pada akhir tahun depan.
Situs pemakaman ini dulunya merupakan area pertanian di luar komunitas perkotaan dekat Istana Osaka dan merupakan salah satu dari tujuh pemakaman utama di kota. Orang-orang biasa berkeliling kuburan untuk berdoa bagi leluhur mereka, selama pertengahan musim panas di bawah tradisi Budha.