Pati, Gatra.com - Badan Usahan Milik Desa Bersama (Bumdesma) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyebut bahwa makanan olahan ikan bandeng kemasan yang diproduksi oleh PT Makanan Sehat Indonesia aman untuk dikonsumi. Menyusul adanya kaleng kemasan produk yang rusak saat berada di tangan warga Kecamatan Batangan.
Direktur Utama PT Maju Berdikari Sejahtera Pati (MBSP) atau Bumdesma Pati, Reza Adiswasono, mengatakan, dari 18.000 makanan olahan ikan bandeng Juwana kemasan kaleng yang telah didistribusikan, hanya enam saja yang kedapatan mengalami cacat kemasan.
“Dari 20 Bumdes di Kecamatan Batangan, ada satu Bumdes yang mengalami persoalan yakni adanya enam kaleng yang rusak. Kita segera evaluasi sebagai petanggungjawaban dan kita ganti di saat itu juga,” ujarnya pada Rabu (26/8).
Pihaknya pun telah membuktikan bahwa produk kemasan yang mengangkat bahan asli Pati itu aman dikonsumsi dengan disaksikan Pemdes Lengkong, Camat Batangan, dan kepolisian setempat.
“Tentunya ini menjadi catatan kami dan di saat itu juga kami Bumdesma langsung terjun ke lapangan untuk mengganti produk. Dari 18.000 di luar yang rusak itu dinyatakan baik dan aman untuk dikonsumsi. Oleh sebab itu, Bumdesma memperjuangkan agar produk lokal bisa diangkat,” ujarnya.
Perwakilan PT Makanan Sehat Indonesia selaku produsen merek Oenak, Subur Prabowo, membeberkan, rusaknya kemasan makanan kaleng disebabkan kurangnya masa karantina sebelum diedarkan.
“Produksi olahan ikan bandeng ini seharusnya membutuhkan waktu tujuh hari untuk proses karantina sebelum diedarkan. Namun untuk produk olahan yang ada di Pati ini, empat hari karantina kita sudah melangsungkan pengiriman. Hal itu, lantaran tingginya permintaan serta deadline waktu pengiriman dari rekanan,” ungkapnya.
Meski di bawah 1%, pihaknya tetap melangsungkan prosedur tertentu untuk menanggulangi. Ia turut menyampaikan jika produknya telah tersertifikasi halal dan diregistrasi oleh BPOM, sehingga kualitas produk tidak perlu lagi dipertanyakan, tentunya kecuali enam produk tersebut.
Sementara itu, terkait kode produksi yang ditulis secara manual, Manager Marketing PT Makanan Sehat Indonesia, BA Marwoto Totok, menyampaikan, dari 24.000 pesanan Bumdesma Pati hanya 900 yang ditulis tangan.
“Kita melihatnya pesanan dari pabrik cukup besar dan kejar tayang, ini sifatnya darurat dan kita lakukan secara manual. Malam diminta, pagi itu juga kita distribusikan,” ungkapnya.
Ia berharap adanya persoalan ini tidak mematikan produk yang mengusung bahan baku asal kabupaten berjuluk Bumi Minta Tani ini. Ia menyampaikan, akan berbenah dan melangsungkan berbagai evaluasi.
“Produk olahan ikan ini kita menggunakan bahan baku ikan bandeng dari Kecamatan Juwana dengan dasar mengenalkan produk-produk olahan dari Kabupaten Pati, tidak lebih dari itu. Sehingga petani dan penambak juga bisa terangkat secara ekonomi,” katanya.