Home Olahraga Menanti Kepastian Turnamen Dunia

Menanti Kepastian Turnamen Dunia

Akibat pandemi Covid-19, penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 menjadi dilematis. Indonesia siap kirim kontingen. Simulasi pertandingan jadi solusi bagi batalnya empat turnamen pemanasan.


"Kita jelas akan mengirim kontingen. Hotel sudah kita bayar, visa lagi kita urus. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mengirim kontingen.” 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Achmad Budiharto, menegaskan keikutsertaan Indonesia dalam ajang Piala Thomas dan Uber 2020 di Denmark pada Oktober ini. "Pihak kedutaan sudah mengeluarkan clearance untuk pengurusan visa. Sampai sekarang belum ada kabar pergeseran jadwal," ujarnya lagi kepada Muhammad Guruh Nuary dari GATRA dalam percakapan telepon pada Selasa lalu.

Pandemi yang melanda dunia, membuat penyelenggaraan gelaran olahraga skala internasional menjadi dilematis, seperti Piala Thomas dan Uber. Walaupun undian grup sudah digelar beberapa waktu lalu, ajang dua tahunan itu masih memiliki kemungkinan untuk dibatalkan.

Keputusan BWF (Badminton World Federation) telah membatalkan empat turnamen yang rencananya akan dihelat pada September mendatang. Hal ini dilihat oleh banyak pihak sebagai pertanda bahwa Piala Thomas dan Uber pun besar kemungkinannya untuk ditunda. Empat turnamen yang telah dibatalkan BWF itu, antara lain Korea Open, China Open, Taipei Open, dan Japan Open.

Bahkan jika memang bakal berlangsung sesuai jadwal, ada rumor bahwa Indonesia terancam bisa kena travel ban. Berkaca dari pengalaman tim Cina dan Hong Kong pada Kejuaraan Asia 2020 lalu, peserta dari negara tersebut ditolak masuk Filipina, selaku tuan rumah, karena jumlah kasus Covid-19 di kedua negara tersebut, saat itu sangat tinggi.

Adapun saat ini, Denmark yang tergabung dalam Uni Eropa (EU), masih memberlakukan lockdown dan melarang pelancong datang, kecuali pendatang dari anggota EU dan Inggris. Federasi Bulu Tangkis Denmark sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kepastian penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020.

Direktur Badminton Denmark, Bo Jensen, dikutip dari TV 2 Sport, tak menampik kemungkinan bahwa ajang ini akan ditunda. Namun, alasannya bukan karena dunia sedang dilanda pandemi, melainkan pihaknya kini sedang kesulitan secara finansial. "Dengan acara besar di cabang olahraga bola tangan dan bulu tangkis, paket kompensasi saat ini tidak menutupi biaya dan defisit yang kami alami," ucapnya.

Kabar terbaru dan optimistis malah datang dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM). Sekretaris Jendral BAM, Kenny Goh, mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur Piala Thomas dan Uber 2020 bisa diselenggarakan. "Kami telah mendapat memo dari BWF bahwa tidak akan ada karantina untuk tim yang berpartisipasi di Denmark," kata Goh, dilansir dari The Star.

Lebih lanjut, Goh menjelaskan bahwa BWF menjamin para peserta tidak akan melewati proses karantina selama 14 hari saat proses kedatangan di Denmark. Sebagai gantinya, seluruh peserta diwajibkan melakukan tes kesehatan Covid-19 di negara masing-masing. "Sangat terlihat jelas BWF bertekad melanjutkan acara, setelah enam bulan tanpa turnamen bulu tangkis internasional," ujar Goh.

Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto, tidak secara spesifik mengatakan bahwa dirinya menerima atau tidak memo dari BWF, seperti yang sudah diterima Malaysia. Meski begitu, sepengetahuannya, ia memastikan bahwa Piala Thomas dan Uber 2020 di Aarhus, Denmark, tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal pada 3-11 Oktober 2020.

***

Di sisi lain, pembatalan seluruh turnamen bulu tangkis pada September oleh BWF sangat disayangkan oleh PBSI. Achmad mengatakan, sedianya turnamen September ini akan menjadi pemanasan bagi atlet sebelum mengikuti Piala Thomas dan Uber. Untuk menyiasati kosongnya jadwal turnamen sebelum terbang ke Denmark, PBSI terpaksa hanya mengandalkan turnamen simulasi untuk menjaga kesiapan para pemain.

Turnamen simulasi ini akan berlangsung di pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Perlombaan simulasi akan dibuat semirip mungkin dengan Piala Thomas dan Uber dengan sistem tim yang bertujuan mencari poin terbanyak untuk menang.

Simulasi Piala Thomas akan digelar terlebih dahulu pada 1-3 September 2020, sedangkan simulasi Piala Uber pada 8-10 September. Simulasi ini dibagi dalam empat grup yang bertanding dengan sistem setengah kompetisi. Keempat grup selanjutnya akan saling berhadapan satu sama lain untuk merebutkan klasemen teratas supaya keluar sebagai juara.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susi Susanti, mengatakan bahwa simulasi ini penting dilakukan, mengingat sudah cukup lama para pemain tidak merasakan atmosfer atau tekanan pertandingan yang sesungguhnya. Maka dari itu, simulasi akan dibangun dengan atmosfer yang diharapkan identik dengan pertandingan sesungguhnya.

Untuk pembagian tim di simulasi, Susi sudah menyusun dengan mengandalkan analisis pemerataan kekuatan masing-masing individu. Pembagian pemain dilakukan berdasarkan penilaian bersama tim pelatih. Para pemain dibagi dalam empat tim, yaitu Rajawali, Banteng, Harimau, dan Garuda. Pembagiannya diatur sedemikian rupa agar keempat grup punya kekuatan imbang. 

Dalam simulasi ini, sejumlah pebulu tangkis terbaik Tanah Air dipastikan akan ambil bagian. Di sektor putra, nama-nama pemain bintang, seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christie, siap berlaga. Pada sektor putri, pemain yang akan mentas dalam simulasi ini ada Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, dan Ruselli Hartawan.

Susi mengatakan, dirinya cukup optimistis pada Piala Thomas mendatang. Ia yakin atlet-atlet bulu tangkis putra memiliki performa yang cukup, bahkan untuk memboyong Piala Thomas kembali ke Tanah Air. "Kita unggulan pertama dan satu grup dengan Malaysia, Belanda, dan Inggris. Di atas kertas kita masih unggul, tapi kita tetap waspada, terutama musuh bebuyutan kita, Malaysia," ujarnya kepada M. Almer Sidqi dari GATRA, hari Minggu lalu.

Harapan berbeda ditujukan kepada Tim Uber Indonesia yang menjadi unggulan kelima. Susi mematok target minimal, yaitu masuk delapan besar, dan babak semifinal sebagai target tertinggi. "Karena materi pemain putri kita, jika berkaca pada ranking dan prestasi, memang masih tidak sekuat putra," ujarnya.

Tim Thomas Indonesia yang merupakan unggulan, sudah memastikan tempat menduduki posisi A1 atau unggulan pertama di Grup A. Dengan demikian, tim Merah Putih tidak akan berada satu grup dengan unggulan-unggulan lain, seperti Cina, Jepang, dan tuan rumah Denmark. Skuad Cipayung ini akan bersaing dengan Malaysia, Belanda, dan Inggris untuk melaju ke babak perempat final.

Adapun tim Uber Indonesia, yang menempati unggulan pot 2, harus bertemu negara unggulan Korea Selatan. Selain Korsel, Gregoria Mariska dan kawan-kawan akan bertemu dengan Australia dan Malaysia di fase grup.

Indonesia terakhir kali menjadi juara Piala Thomas pada 2002 ketika mengalahkan Malaysia 3-2. Adapun terakhir tampil di final pada empat tahun lalu, harus puas menjadi runner-up setelah dikalahkan Denmark 2-3. Piala Uber terakhir, dibawa ke Indonesia pada 1996 setelah mengalahkan Cina 4-1. Tim putri Indonesia terakhir kali merasakan partai puncak pada 12 tahun lalu dan menelan kekalahan 0-3 dari Cina di Jakarta.

Perkara mobilitas pergerakan orang akibat pandemi, Susi meyakinkan bahwa PBSI beserta peserta dari negara lain, akan menunggu arahan dari negara penyelenggara, Denmark. Sampai saat ini, Susi masih menduga bahwa hasil tes swab mungkin akan menjadi prasyarat utama untuk bisa ikut dalam ajang tersebut, dan berdasarkan informasi Susi, Denmark tidak akan melaksanakan karantina kepada para peserta, baik atlet maupun manajemen.

Kesehatan dan kebugaran menjadi urusan paling muskil bagi penyelenggara cabang-cabang olahraga. Demi performa, Susi mengungkapkan, PBSI tidak pernah mengendurkan jadwal latihannya kendati pandemi berlangsung. Sejak Maret, misalnya, PBSI menerapkan karantina total bagi para atlet dan manajemen, meski telah dilonggarkan sejak Juni dan menerapkan semikarantina. 

"Atlet-atlet yang tidak memiliki kepentingan, tidak diperkenankan keluar. Kita setiap bulan melakukan rapid test, sudah empat kali, dan hasil semuanya negatif," ucap Susi. 

Hidayat Adhiningrat P.

 

Pembagian Grup Piala Thomas 2020

Grup A: Indonesia, Malaysia, Belanda, Inggris

Grup B: Cina, Taiwan, Australia, Prancis

Grup C: Denmark, India, Jerman, Aljazair

Grup D: Jepang, Korea Selatan, Thailand, Kanada

 

Pembagian Grup Piala Uber 2020

Grup A: Jepang, Taiwan, Mesir, Spanyol

Grup B: Korea Selatan, Indonesia, Australia, Malaysia

Grup C: Thailand, Denmark, Skotlandia, Kanada

Grup D: Cina, India, Prancis, Jerman

 

[G]