Moskow, Gatra.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Center for Strategic and Information Studies (CSIS) menggelar webinar “Indonesia – Russia Through Millenials Eyes” yang diselenggarakan di KBRI Moskow, Selasa (25/8).
Webinar tersebut turut menghadirkan pembicara Judika Madhuri dari KBRI Moskow, Roman A. Romanov dari Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Gilang Kembara dari CSIS. Kegiatan diadakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia tentang berbagai kebijakan dan kerja sama kedua negara di seluruh bidang dan pencapaian 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara, serta secara khusus untuk mempererat diplomasi Indonesia-Rusia terutama di kalangan pemuda.
“Millenial merupakan penghubung Indonesia dan Rusia, sekarang dan di masa yang akan datang,” ujar Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Moskow, Aziz Nurwahyudi dalam keterangannya kepada Gatra.com, Selasa (25/8). Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus itu mengatakan bahwa webinar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan “Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Rusia tahun 2020”.
Kali ini, KBRI Moskow mengajak generasi muda untuk lebih menyelami hubungan bilateral kedua negara secara lebih mendalam. Judika Madhuri dalam kesempatan itu menyampaikan kilas balik dan sejarah hubungan Indonesia - Rusia sejak masa sebelum kemerdekaan sampai ke abad 21. Ia menambahkan peran generasi milenial sangat penting dalam menggali peluang serta menjembati hubungan kedua negara di masa datang.
Wakil dari Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Roman A. Romanov menekankan kemajuan kerja sama kedua negara terutama di bidang ekonomi, keamanan, militer, kemanusiaan, dan kebudayaan. “Indonesia dan Rusia telah mencapai perdagangan sebesar US$2,45 juta pada 2019 dan diharapkan akan meningkat setelah penandatanganan kemitraan strategis,” ucap Roman.
Di sisi lain, hubungan diplomatik Indonesia-Rusia telah menempuh berbagai rintangan selama tujuh puluh tahun dan mengalami “peremajaan” pada abad 21 ini. Peneliti CSIS Gilang Kembara mengatakan dengan terbukanya pengetahuan kedua bangsa, maka akan semakin banyak membuka peluang lainnya di sektor bisnis, budaya, ataupun politik.
Namun menurutnya masih terdapat pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan dalam hubungan diplomatik kedua negara. “Penting pula bagi kedua negara untuk menjunjung hukum internasional yang berlaku setinggi-tingginya, terutama dalam mewujudkan perdamaian dunia, dan kestabilan kawasan,” ujar Gilang.
Di kesempatan yang sama, diplomat muda, Juang Akbar, mengajak peserta untuk mencari solusi masing-masing dalam hubungan kedua negara. Menurutnya partisipasi kaum muda sangat penting dalam mengelola hubungan kedua negara. Kegiatan berlangsung seru karena peserta bersifat aktif memberikan pertanyaan kepada narasumber. Beberapa tokoh menanyakan soal hambatan dan kendala hubungan kedua negara serta peran individu dalam kemitraan strategis Indonesia-Rusia.