Home Milenial Pembelajaran Tatap Muka Akan Diujicoba di Tiga Daerah

Pembelajaran Tatap Muka Akan Diujicoba di Tiga Daerah

Semarang, Gatra.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka secara langsung di sekolah di tiga daerah yang telah berada dalam zona hijau Covid-19.

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Jawa Tengah (Jateng) Padmaningrum uji coba bakal dilakukan di Kabupaten Wonosobo, Temanggung, dan Kota Tegal.

“Setiap daerah nantinya hanya akan diujicobakan pada dua sekolah, yakni satu SMA dan satu SMK dengan protokol kesehatan Covid-19 sangat ketat,” katanya pada seminar daring atau online bertajuk "Tarik Ulur Pembelajaran Jarak Jauh" digelar Yayasan Setara, Selasa (25/8).

Lebih lanjut, Padminingrum menyatakan, sistem pembelajaran tatap muka akan diujicobakan bila keadaan betul-betul dipandang aman.

Dalam penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah pada era kenormalan baru pandemi Covid-19 sebelum dan sesudah pembelajaran mematuhi protokol kesehatan serta menggunakan transportasi sesuai protokol kesehatan.

Saat pelaksanaan pembelajaran, mengecek suhu tubuh siswa, mengenakan masker, menjaga jarak minimal 1,5 meter, dan melaporkan jika ada yang mengalami gangguan kesehatan. Pengaturan kelas, jadwal, dan pembelajaran dengan menyederhanakan kurikulum sesuai kondisi siswa, mengatur jadwal belajar sehari empat jam, dan mengatur jumlah siswa dalam satu kelas maksimal 50%.

“Gerbang masuk sekolah dan ke luar sekolah dilakukan berbeda, harus membawa bekal makanan sendiri. Serta musti memastikan para siswa berangkat, selama di sekolah, hingga pulang tetap aman dari potensi terpapar Covid-19,” jelas Padmaningrum.

Menanggapi keluhan terkait daya kreativitas guru yang terbatas saat pembelajaran jarak jauh secara online, Padmaningrum, menyatakan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Langkah dilakukan antara lain melakukan peningkatan kapasitas terhadap 4.000 lebih guru SMA dan SMK di Jateng menggunakan metode dolmen yang didukung Microsoft. Selain itu, guru-guru diwajibkan untuk membuat inovasi metode pengajaran jarak jauh dalam keadaan tanpa internet, dengan menjadikan TV maupun bahan ajar lain di sekitar anak-anak sebagai materi pembelajaran.

“Dalam pengajaran jarak jauh targetnya bukan kurikulum, karena yang kami tekankan adalah konsep belajar yang menyenangkan,” ujar Padmaningrum.

Pembicara lain, Konsultan Pendidikan Inklusif dan Penanganan Anak Tidak Sekolah UNICEF Jawa Bali, Supriono Subakir menyatakan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan.

Sebab para siswa sudah mulai jenuh belajar, dan orang tua di rumah sekarang baru sadar bagaimana sulitnya mengajar satu anak di rumah.

“Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan itu yang sekarang diperlukan. Anak-anak dalam sehari mampu belajar tiga sampai empat jam sudah luar biasa,” jelas dia.

Sedangkan menurut pegiat Lembaga Gerak Permberdayaan, Warsito Ellwein, pandemi memaksa anak-anak harus tinggal di rumah sehingga orang tua harus menciptakan situasi yang baru.

Bila selama ini orang tua mengandalkan pendidikan anak di sekolah, sekarang harus berpikir seperti Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di masyarakat dan di keluarga.

“Kegiatan sehari-hari di rumah bisa jadi media pendidikan. Mulai dari tidur, mandi, makan, dan lainnya,” ujar Warsito.

319