Semarang, Gatra.com - Destinasi wisata Jateng Valley di kawasan hutan Penggaron, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, akan menjadi wisata black forest seperti di Freiburg, Jerman.
Menurut Direktur PT Penggaron Sarana Semesta (PSS) Lies Bahunta wisata black Forest adalah wisata di hutan belantara yang gelap, tapi hijau dan asri yang terletak di Freiburg, Jerman. “Jadi Jateng Valley nantinya akan menjadi black forestnya Indonesia,” katanya, Selasa (25/8).
PSS adalah perusahaan patungan Perum Perhutani melalui anak perusahaannya PT. Palawi Risorsis dan BUMD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yakni PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (Jateng) yang ikut mengelola wisata Jateng Valley.
Lebih lanjut Lies menyatakan, perjuangan untuk bersinergi agar satu visi di balik pembangunan Jateng Valley memang penuh liku, karena semua pihak menganut asas kehati-hatian, khususnya menyangkut peraturan perundangan.
Perum Perhutani menyangkut soal tanggung jawab terhadap pengelolaan hutan negara, Pemprov Jateng terkait manfaat dan dampak sosial ekonomi masyarakat, dan investor dari sisi bisnisnya.
Pada 12 Maret 2020 akhirnya dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pihak terkait yaitu Dirut Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, Dirut PSS Lies Bahunta, dan secara paralel juga diteken perjanjian antara PT PSS dengan Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng (PT TWJ) Prijo Handoko Rahardjo selaku investor.
“Berdasarkan master plan yang dirancang arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Faisal, Jateng Valley dibagi menjadi tiga kategori wahana,” ujar Lies.
Tiga kategori wahana itu pertama, Botanical Sanctuary yang meliputi Botanical Garden, Eco Safari, Canopy Walk, Riverside Walk dan Eco Lake.
Kedua wahana, Sustainable Leisure yang terdiri atas Eco Theme Park, Water Park, Glamping, Hotel & Resort, Farmland-Cimory Land, Bike Land, Treehouse Cafe, Eco Housing dan MICE Park.
Serta ketiga, Futuristic Space yang dilengkapi Discovery Park, Noah's Ark, Water Fountin Show, Lighting Forest, Java Educultural Park, Museum of Art, dan Museum of President.
Sementara Komisaris Utama PT TWJ) Prijo Handoko Rahardjo selaku investor, menyatakan sesuai MoU nilai investasi pada wisata seluas 371,88 hektare senilai Rp1 triliun dan secara bertahap selambatnya dalam 10 tahun.
Mengacu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.31 Tahun 2016, tentang Pedoman Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam pada Hutan Produksi, dari objek kerjasama lahan seluas 371,88 hektare, yang dapat dibangun sebagai sarana wisata hanya 10% (37,1 hektere).
“Kami akan mengembangkan Jateng Valley dengan konsesi selama 35 tahun,” kata dia.
Peletakan batu pertama atau groundbreaking dimulainnya pembangunan wisata Jateng Vellay yang diklaim bakal menjadi objek wisata alam terbesar di Asia Tenggara dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, 15 Agustus 2020.