Karanganyar, Gatra.com - Kalangan guru perlu menata sumber daya pembelajaran daring selama mengajar jarak jauh. Dari sisi kuota data, terdapat cara menghematnya tanpa mengurangi kualitas konten.
Hal itu disampaikan pemateri dalam workshop pembuatan video pembelajaran anak usia dini di TK Aisyiyah Surya Ceria (ASC) Karanganyar, Selasa (25/8).
“Bikin video dengan efisien. Jangan bertele-tele. Buat dulu naskah sederhana mulai perkenalan, materi sampai ke penutup,” kata pengisi materi, Sri Widada ke peserta pelatihan dari kalangan guru yayasan tersebut.
Widada menyadari sebagian guru yayasan minim disuplai dukungan dalam mengisi pembelajaran daring. Padahal kuota data internet urgen dibutuhkan untuk mengunggah konten maupun menerima respons. Dengan keterbatasan itu, guru perlu menghemat bobot data dari durasi sampai pengambilan gambar yang efisien.
“Jangan membebani kita maupun ortu siswa dengan unduhan yang berat. Batasi saja untuk pembukaan satu menit, lalu kirim. Di situ, ada jeda waktu penerima konten mengunduhnya. Lalu maksimal dua menit durasi materi, kirim lagi. Dan terakhir penutup satu menit, kirim. Saran saya, total durasi empat menit jangan dikirim di satu file. Supaya memberi jeda pengunduhan oleh penerimanya,” katanya.
Pelatihan sehari yang diikuti 40 peserta itu disampaikan cara membuat video secara berkelompok dan pengeditannya melalui aplikasi di ponsel pintar. Widada mengatakan, penggunaan aplikasi pesan instan sangat dianjurkan untuk mengirim konten video. Cara ini lebih menghemat kuota data dibanding mengirim tautan laman situs berbagi video.
“Kecuali kalau ingin menaikkan viewer di akun korporasi. Misalnya dibuat oleh akun milik sekolah, silakan dengan tautan,” katanya.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Karanganyar, Kunti Basthona mengatakan penggunaan gawai nirkabel dalam pembelajaran daring perlu pengawasan orangtua. Sebab, banyak informasi mudah diakses penggunanya. Bagi kalangan usia dini, pengarahan dan pendampingannya mutlak. Sedangkan bagi guru, pendidikan IT dan pengoperasiannya tidak boleh ditunda lagi.
“Video untuk PJJ, bagus. Setelah pandemi pun, masih dipakai. Ini strategi pembelajaran di tengah pandemi. Hanya saja, orangtua perlu mendampingi. Home visit juga bisa dilakukan apabila sarananya tidak didukung,” katanya.