Satu demi satu Amerika Serikat menangkap pengkhianat yang menjual informasi ke Cina. Namun mereka belum bisa mengungkap siapa yang paling meruntuhkan jaringan informas CIA di Cina pada delapan tahun lalu.
Pertengahan Agustus lalu, Agen Khusus Biro Investigasi Federal (FBI), Chris Jensen, mengajukan tuntutan pidana dalam sampul tertutup kepada Pengadilan Distrik Honolulu, Hawai. Berselang empat hari kemudian, pada Kamis, 17 Agustus, amplop itu dibuka dan dipublikasikan. Isinya sontak mendunia.
Dalam pernyataan tertulis yang menyertai gugatan itu, Jensen, menuding seorang warga bernama Alexander Yuk Ching Ma yang juga pegawai FBI, berkonspirasi untuk mengumpulkan dan mengomunikasikan informasi pertahanan nasional Amerika Serikat kepada negara asing. Negara asing yang dimaksud, yaitu Cina.
Dalam tuduhan itu disebutkan, Ching Ma mulai menyerahkan informasi kepada lembaga intelijen Cina sejak Maret 2001. Data yang diserahkan meliputi daftar personel Central Intelligence Agency (CIA), informasi asing, operasi rahasia, sandi-sandi, dan metode lain untuk menyembunyikan informasi rahasia.
Menurut dokumen pengadilan, Ching Ma memanfaatkan profesinya sebagai penerjemah di Kantor FBI Honolulu Hawai untuk mencuri informasi rahasia. Dokumen rahasia yang diterjemahkan, lalu difoto atau disalin, selanjutnya diserahkan kepada intelijen Cina. Dalam dokumen itu, Ching Ma juga dituduh bertanggung jawab membocorkan identitas dua mata-mata AS di Cina.
Aksi culas itu berlangsung pada 2006-2010. Belum dipastikan berapa total imbalan yang diterima Ching Ma dari pemerintah Cina. Namun pembayaran pertamanya US$50.000, plus perjalanan ke Cina dan satu set peralatan golf.
Lahir di Hong Kong 1952, Ching Ma pindah ke Honolulu pada 1968 dan dinaturalisasi menjadi warga negara AS. Alumni University of Hawaii di Manoa ini lalu bergabung dengan CIA pada 1982 dan bertugas di luar AS. Ia keluar dari CIA pada 1989. Paruh kedua dekade 1990-an, Ching Ma tinggal di Cina selama lima tahun sebelum kembali ke AS pada 2000. Setelah pensiun, penduduk Hawai ini melamar sebagai penerjemah untuk FBI pada awal 2000-an.
FBI menyebut Ching Ma sebagai aset dari Kementerian Keamanan Negara Cina. Ia tidak beraksi sendiri, tetapi bekerja sama dengan kerabatnya yang juga mantan anggota CIA, bertugas pada 1967-1983. Partnernya ini mundur dari CIA karena dituduh membantu orang-orang Cina masuk ke AS. FBI tidak menangkap kerabatnya yang berusia 87 tahun itu, karena mengidap penyakit kognitif yang melemahkan.
Tahun lalu, Agen FBI yang menyamar, menghubungi Ching Ma dan berpura-pura sebagai anggota intelijen Cina yang menyelidiki bagaimana Ching Ma diperlakukan dan kompensasi yang diterimanya. FBI juga memiliki bukti rekaman pertemuan Ching Ma saat bertemu dengan agen intelijen Cina pada awal 2001.
Berbekal rekaman itu, Agen FBI berhasil mengelabui Ching Ma, bahkan menegaskan ambisinya untuk terus bekerja bagi dinas intelijen Cina. Ia bahkan bisa mengenali beberapa agen Cina pada pertemuan 2001.
Dalam pertemuan kedua, agen tersebut menawarkan Ching Ma US$2.000 untuk kerja mata-matanya ke Cina. Ching Ma setuju. Dalam pertemuan terakhir bulan ini, Ching Ma mengatakan kepada agen yang menyamar, "bahwa ia ingin Tanah Air berhasil," begitu menurut dokumen pengadilan.
Namun ia juga mengatakan, telah memberikan semua informasi yang ia miliki. Ia mengatakan kepada agen yang menyamar bahwa ia bersedia bekerja sebagai konsultan untuk pemerintah Cina, "tetapi ia lebih memilih untuk mendiskusikan peluang setelah pandemi Covid-19 mereda."
"Jejak spionase Cina cukup panjang dan, sayangnya, dipenuhi dengan mantan perwira intelijen Amerika yang mengkhianati rekan-rekan mereka, negara mereka, dan nilai-nilai demokrasi liberal untuk mendukung rezim komunis otoriter," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional AS, John C. Demers, seperti dikutip New York Times.
Laman New York Times juga menyebutkan dalam rentang 2010 hingga 2012, lembaga intelijen Cina membongkar banyak informan AS di Cina, bahkan membunuh banyak dari mereka, dan menghancurkan jaringan sumber CIA di negara tersebut.
Meskipun masih diperdebatkan, diduga ada peran mantan-mantan anggota CIA dalam mengungkapkan identitas informan. Pejabat AS belum secara terbuka menuduh siapa pun memberikan informasi yang merusak jaringan.
***
Ada beberapa agen yang ditangkap sebelum Ching Ma, karena diduga berperan dalam membongkar jaringan informan CIA di Cina. Ada Jerry Chun Shing Lee yang divonis penjara 19 tahun pada November 2019. Ia mengaku bersalah menyerahkan informasi rahasia kepada Cina.
Jerry Chun, 55 tahun, menjadi mata-mata Cina sejak 2010, setelah ia tidak lagi bekerja untuk CIA. Jaksa penuntut menunjukkan Lee menerima lebih dari US$840.000 dari Cina.
Veteran Angkatan Darat ini bekerja di CIA pada 1994-2007. Ia pernah ditugaskan di Cina. Usai bertugas di CIA, Shing Lee mendirikan perusahaan di Hong Kong bersama rekannya yang kelak diketahui berafiliasi dengan komunitas intelijen Cina. Dari situ, Shing Lee mulai dibina.
Pada 2010-2012, CIA mengalami "bencana". Jaringan informan di Cina yang sebelumnya cukup kuat dan berkembang, tiba-tiba runtuh. Peristiwa itu menyebabkan internal CIA bergejolak. Mereka percaya ada pengkhianat di antara mereka, dan Shing Lee salah satu yang diselidiki.
Dalam penyelidikannya, agen FBI pernah diam-diam memasuki kamar hotel yang ditempati Shing Lee pada 2012. Di sana ditemukan catatan tulisan tangan yang memerinci nama dan nomor, setidaknya delapan informan CIA, yang pernah ia tangani dalam kapasitasnya sebagai petugas kasus. Namun hingga lima tahun penyelidikan, FBI tidak bisa menemukan bukti konkret yang memastikan Shing Lee terlibat dalam membocorkan data informan kepada agen Cina.
Sebelumnya pada Mei 2019, Agen CIA Kevin Patrick Mallory dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena menjual dokumen rahasia kepada seorang perwira intelijen Cina seharga US$25.000.
Pada September, Ron Rockwell Hansen, mantan perwira Defense Intelligence Agency (Badan Intelijen Pertahanan) divonis 10 tahun penjara karena mencoba menyebarkan rahasia pertahanan kepada Cina.
Rosyid
Jejak Ching Ma Menjual Data
Maret 2001
Ching Ma bertemu pejabat Chinese Ministry of State Security (MSS). Dalam pertemuan itu, diputuskan Ching Ma mendaftar FBI agar bisa mendapat akses ke informasi rahasia AS.
26 Desember 2002
Ching Ma melamar posisi Special Agent. Gagal karena tidak memenuhi syarat usia.
30 Desember 2002
Ching Ma melamar jabatan ahli bahasa secara daring ke FBI.
14 April 2003
Ching Ma mengirim lamaran tertulis untuk posisi ahli bahasa Cina di FBI Honolulu Field Office, di Honolulu, Hawaii.
21 April 2003
Ching Ma mengabari koleganya di MSS terkait kemajuannya untuk mendapatkan pekerjaan di FBI.
20 Mei 2004
Ching Ma dikabari bahwa investigasi latar belakang selesai dan proses perekrutannya dilanjutkan.
10 Agustus 2004
Sehari sebelum masuk kerja dengan FBI, Ching Ma menelepon koleganya di Cina, mengabarkan bahwa akan bekerja untuk "pihak sana".
11 Agustus 2004
Ching Ma mulai bekerja di FBI.
Sumber: diolah dari antipolygraph.com