Jakarta, Gatra.com - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-42, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku siap untuk dapat mewujudkan sebuah lompatan besar dalam sektor inovasi teknologi dalam rangka mendukung cita-cita Indonesia Maju dengan menuju negara berbasis inovasi.
Disampaikan Oleh Kepala BPPT, Hammam Riza, ada 3 hal istimewa dalam kilas balik perjalanan BPPT menuju langkah dimasa depan. Hal pertama adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang SIstem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas IPTEK). Menurut Hammam momentum diterbitkannya UU tersebut merupakan tonggak sejarah penting dalam konteks pembangunan IPtek dan Inovasi di dalam negeri.
"UU Sisnas IPTEK memperkokoh perlunya lembaga pengkajian dan penerapan teknologi. Mengacu pada UU tersebut, BPPT mempunyai 7 peran strategis, yaitu perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi IPTEK, serta komersialisasi teknologi," kata Hammam saat memberi sambutan dalam gelaran HUT ke-42 BPPT, DI Auditorium BJ Habibie, Jakarta, Senin (24/8).
Peristiwa penting kedua, Lanjut Hammam, adalah ketika berpulangnya bapak teknologi Indonesia sekaligus Presiden RI ke-3, BJ Habibie. Sebagai founding father BPPT, Sosok Habibie menjadi kunci penting dalam seluruh kelaurga BPPT untuk dapat melanjutkan cita-cita mulia beliau, menjadikan Indonesia mampu sejajar dnegan negara maju lainnya dalam penguasaan dan pendayagunaan Teknologi.
"Beliau berpesan, jangan pernah berhenti berjuang, sampai kita masuk ke dimensi Transformasi Indonesia, menjadi negara maju berbasis teknologi. Kerja kita sekarang, dan kerja kita untuk melangkah ke masa depan," tutur Hammam.
Momentum ketiga adalah adanya pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia sejak Maret lalu. Kata Hammam, Dengan pemberlakuan PSBB, mengharuskan pihaknya untuk bekerja dari rumah atau WFH. Namun, bagi BPPT, WFH bukan berarti tidak produktif. Dengan diluncurkannya transformasi digital BPPT pada saat HUT ke 41 tahun lalu, 41 aplikasi digital dukungan manajemen BPPT, telah siap digunakan untuk bekerja produktif, dari mana saja, termasuk dari rumah.
"Aplikasi presensi biometrik, face biometrik, online location authentication, tanda tangan digital, Knowledge manajemen System, pengajuan pemberkasan fungsional perekayaaan siduper, menandai transformasi digital yang masif oleh BPPT. Aplikasi Fabiola, kedepan akan digunakan oleh BKN dan kami harapkan seluruh ASN kedepan akan menggunakan sistem presensi biometrik on location Authentication, untuk tetap produktif dimana saja, kapan saja, menghasilkan layanan teknologi," jelasnya.
Selain itu, menghadapi pandemi, BPPT memiliki semangat untuk tidak berpangku tangan dalam menanggulangi penyebaran Covid 19. BPPT terpanggil bergerak cepat, dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk berkontribusi menghasilkan inovasi teknologi dalam melaksanakan testing, tracing, tracking, detecting, isolating, dan treating, seperti yang digerakkan konsorsium riset dan inovasi covid 19 Kemenristek/BRIN dan gugus tugas penanganan covid 19.
"Untuk menghasilkan inovasi, BPPT tidak kerja sendiri, kami sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kerjasama penta helix dalam sebuah super tim, yang dinamai Task Force Riset Inovasi Teknologi untuk Covid 19 atau TFRIC 19. Yang beranggotakan 8 institusi litbang, 18 perguruan tinggi, 4 kalangan industri, 6 stratup, 3 rumah sakit, dan lebih dari 15 komunitas asosisasi profesi," pungkasnya.