Jakarta, Gatra.com - Mobil listrik saat ini menjadi kendaraan yang populer di tanah air. Selain hemat energi, kendaraan tipe ini juga ramah lingkungan. Tak heran bila beberapa kalangan mulai beralih ke mobil listrik demi efisiensi dan kenyamanan penggunaan. Bahkan kebijakan menggunakan mobil listrik sudah diterapkan oleh pihak swasta oleh korporasi.
Salah satu pihak swasta yang menyatakan komitmen terhadap penggunaan mobil listrik yakni Bluebird. Bluebird Group berencana mengoperasikan 200 unit mobil listrik hingga 2020. Bluebird mengklaim akan menghilangkan 434,095 kg emisi CO2 atau konsumsi BBM sebanyak 1.898.182 liter. Serta penambahan 2000 unit mobil listrik pada 2020-2025 akan menghilangkan 21.704.760 kg emisi CO2 atau setara konsumsi BBM sebanyak 94.909.091 liter.
Sejak April tahun lalu, armada taksi biru telah mengoperasikan mobil listrik. Meski sudah melayani 25 mobil untuk Bluebird dan 5 mobil untuk Silverbird, kenyataannya penggunaan mobil listrik tidak murah.
“Syarat pertama, sesuai apa yang kita sampaikan saat itu bahwa ini masih bagian dari R&D Bluebird. Karena secara operasional lebih efisien operational cost-nya, tetapi biaya akuisisi asetnya kan jauh lebih mahal. Di samping itu kita juga harus membangun charging station sendiri. Nah itu kendala utama dari investasi yang terlalu besar,” ucap Direktur Bluebird, Adrianto Djokosoetono saat dihubungi Gatra.com.
Pihak Bluebird menyatakan pemberlakuan mobil listrik merupakan strategi bisnis perusahaan untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. “Sesuai amanah perusahaan bahwa kita perlu berinovasi dan berkontribusi lebih dari sekedar perusahaan transportasi. Karena kita yakin bisa menjadi katalis dalam hal ini. Karena kita punya skala dan kemampuan untuk melakukan riset, mudah-mudahan kita yakini berhasil mendorong kendaraan listrik sebagai pilihan masyarakat,” katanya.
Adrianto menyebutkan langkah transportasi umum beralih ke mobil listrik dapat dilakukan secara bertahap. Yang lebih penting menurutnya bagaimana membangun sosialisasi dan kampanye sadar mobil listrik.
“Karena dengan beberapa taksi itu, kita menjadi showcase bahwa kendaraan listrik itu bisa langsung dirasakan masyarakat, dicoba masyarakat, dan kita melakukan riset bersama pihak terkait. Untuk taksi melakukan promo, mengkatalisasi serta men-trigger supaya keinginan masyarakat bisa muncul,” ujarnya.
Di masa depan kendaraan listrik akan menjadi sebuah keharusan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. “Beberapa airport yang mempunyai visi untuk lebih Go Environment Friendly, tentu pengurangan emisi ini akan menambah nilai itu. Jadi kami ingin punya kontribusi sebagai perusahaan yang di bidang transportasi bahwa emisi itu dapat dihilangkan. Tapi tentunya ke depannya bisa menjadi feasibility juga, studi untuk future development,” ungkapnya.
Armada Bluebird, terang Adrianto, saat ini sudah mempunyai 14 charging station yang salah satunya dipasang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. “Kita tidak berbasis SPLU jadi memang [terpasangnya] di kantor kita. Kita punya total 14 charging station dan satu kita alokasikan khusus di Airport Soetta, karena Bluebird dan Silverbird juga melayani airport,” kata Adrianto.
Sejatinya Bluebird telah mematok target untuk meluncurkan 200 taksi listrik tahun ini. Akan tetapi pandemi yang belum berakhir, menjadikan rencana tersebut dievaluasi. “Kita belum bisa putuskan lagi bagaimana karena kita tetap harus recover setelah pandemi Covid-19 ini. Karena tadi kembali lagi, itu masih merupakan R&D kita,” ujarnya.
Reporter: M. Guruh Nuary
Editor: Andhika Dinata