Jenewa, Gatra.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka berharap dunia dapat terbebas dari pandemi virus korona dalam waktu kurang dari dua tahun - lebih cepat daripada kasus flu Spanyol.
"Kami berharap dapat menyelesaikan pandemi ini dalam waktu kurang dari dua tahun," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dari markas besar WHO di Jenewa, dikutip AFP, Sabtu (22/8).
Ia menyebut bahwa mungkin untuk menjinakkan virus corona baru lebih cepat daripada pandemi mematikan tahun 1918.
Tedros mengakui bahwa dibandingkan tahun sebelumnya, dunia berada dalam posisi yang kurang menguntungkan karena globalisasi, kedekatan, keterhubungan, yang memungkinkan virus corona baru dapat menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.
“Namun dunia sekarang ini juga memiliki keuntungan teknologi yang jauh lebih baik,” katanya.
“Dengan memanfaatkan alat yang tersedia secara maksimal dan berharap dapat memiliki alat tambahan seperti vaksin, saya pikir kita dapat menyelesaikannya dalam waktu yang lebih singkat daripada kasus flu 1918,” tambahnya.
Pandemi COVID-19 hingga saat ini telah menewaskan hampir 800.000 orang dan menginfeksi hampir 23 juta orang di seluruh dunia, menurut penghitungan dari sumber resmi yang dikumpulkan AFP.
Namun pandemi paling mematikan dalam sejarah modern, seperti flu Spanyol, telah menewaskan sebanyak 50 juta korban dan menginfeksi sekitar 500 juta di seluruh dunia antara Februari 1918 dan April 2020.
Lima kali lebih banyak orang meninggal dibandingkan pada Perang Dunia I. Korban pertama tercatat di Amerika Serikat, sebelum menyebar ke Eropa dan kemudian ke seluruh dunia.
Pandemi itu datang dalam tiga gelombang, dengan gelombang kedua yang paling mematikan dimulai pada paruh kedua tahun 1918.
"Butuh tiga gelombang agar penyakit itu menginfeksi sebagian besar individu yang rentan," kata kepala darurat WHO, Michael Ryan kepada wartawan.
Setelah itu, virus flu berkembang menjadi penyakit musiman yang jauh lebih mematikan, yang muncul kembali selama beberapa dekade.
“Seringkali, virus pandemik menetap menjadi pola musiman dari waktu ke waktu,” kata Ryan.
Dia memperingatkan bahwa sejauh ini, virus ini tidak menampilkan pola gelombang serupa.