Jakarta, Gatra.com - Peneliti Utama pada Badan Litbang Pertanian Balai Penelitian Tanah dan Balai Besar Penelitian Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), Prof. Dr. Fahmuddin Agus, mengatakan, sangat mengkawatirkan jika jelang tahun 2100 kenaikan suhu melebihi 1,5 derajat celcius.
"Menjelang tahun 2100 dikhawatirkan kalau kenaikan suhu dibandingkan awal tahun 2000 lebih dari 1,5 derajat celcius," katanya dalam webinar bertajuk "Hijrah Setelah Pandemi: Tanah, Air, dan Langit di Bumi Manusia" pada Jumat malam (21/8).
Menurutnya, jika kenaikan suhu melebihi 1,5 derajat celcius, maka umat manusia pada tahun atau zaman tersebut akan kesulitan beradaptasi terhadap perubahan iklim.
"Dengan begitu, semua negara atau semua individu diminta untuk menurunkan emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Terlebih, saat ini kenaikan suhu di bumi akibat emisi gas rumah kaca terus berlangsung. "Jadi sekarang ini kenaikannya [emisi gas rumah kaca] sudah nyata dan kita perlu mengerem," ujarnya.
Ia menjelaskan, matahari sebagai sumber energi yang memancarkan radiasi ke permukaan bumi sehingga memanaskannya dan sebagai panas yang sudah dipancarkan kembali dalam bentuk gelombang panjang.
Menurutnya, kalau atmosfer ini diselimuti oleh gas rumah kaca, maka yang dominan adalah karbondioksida, metana, dan mikrodioksida. "Maka dari apa yang sudah dipancarkan itu akan kembali ke bumi dan menyebabkan bumi semakin panas," ujarnya.
Adapun terkait Covid-19, Fahmuddin berpendapat bahwa sektor pertanian tidak begitu terganggu pandemi virus corona jenis baru, SARS CoV-2 yang awalnya muncul di Wuhan, Cina.
"Sektor pertanian itu adalah sektor yang hampir tidak terpengaruh pada Covid karena pasarnya tetap seperti itu," ujarnya. Berdasarkan statistik yang baru bahwa sektor pertanian adalah salah satu yang tidak minus pertumbuhannya.
Sementara itu, Member of National Committee on International Hydrology Program Unesco, Dr. Le Istiqlal Amien, mengatakan, Bumi sangat menunjang kehidupan yang sangat beragam.
Adapun keperluan sangat mendasar bagi kehidupan yaitu bernapas, minum, makan, dan beraktivitas. Hanya Bumi yang memiliki kehidupan walaupun komposisi geologinya mirip dengan 2 planet yang bedekatan seperti Venus dan Mars. Hanya Bumi yang memiliki air dalam keadaaan cair karena suhu yang tinggi. Semetara Venus hanya memiliki uap dan semuanya beku.
"Kita harus banyak berubah dan berfikir lebih jauh ke depan karena kita selama ini belum benar. Semakin banyak pengetahuan akan semamin banyak pengalaman," ujar Istiqlal.
Reporter: MAA