Home Ekonomi Protes! Petani Tembakau Cabuti Tanaman

Protes! Petani Tembakau Cabuti Tanaman

Temanggung, Gatra.com – Beberapa video petani mencabuti tanaman tembakau karena jengkel pada pemerintah viral di jagad maya. Setidaknya ada dua video di mana yang satu diambil di daerah pegununngan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Satu video lagi diperkirakan di wilayah pesisir. 

Video di Temanggung bertambah viral setelah diunggah politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding di akun Instagram dia yang langsung dikomentari warganet dan telah tayang 1.936 kali.

Baca Juga: Petani Tembakau Desak Jokowi Batalkan Kenaikan Cukai

Pada video tersebut tampak seorang petani sedang mencabuti tanaman tembakau, sementara rekannya mengambil video disertai narasi suara bernada protes dalam bahasa Jawa. 

"Ngene ki jare rokok payu larang, cukai larang, tapi sak tenane nang tani mbako ra payu iki. Petani putus asa panenane dibedoli mergo ra ono sik tuku.  Mbasan dituku godong sewu rupiah. Piyejal lur koyo ngene ki nasibe petani tembakau Temanggung piye lur, ora kuat mbayar pajak nek ngene iki."

("Begini ini katanya rokok laku mahal, cukai mahal, tapi kenyataannya di petani tembakau tidak laku. Petani putus asa maka hasil panen dicabuti sebab tidak ada yang membeli. Kalaupun dibeli daunnya hanya Rp1.000. Bagaimana saudaraku kalau begini nasib petani tembakau Temanggung, tidak kuat membayar pajak kalau begini.”)

Baca Juga: Anggota Komisi XI DPR RI Update Isu Terkini Bea Cukai Jateng

Selain masyarakat awam, ada musisi @Ifanseventeen (vokalis band Seventeen) yang menulis di kolom komentar akun instagram Karding, yakni: "Ya Allah kasian, yang pengusaha semakin kaya, yang petani semakin kelaperan". 

Karding pun menjawab komentar Ifan Seventeen, "Terimakasih atas empati dan dukungan dari temen2 untuk para petani khususnya tembakau". Ia juga sempat menyentil Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang seharusnya memahami keadaan di lapangan.

Karding sendiri saat dikonfirmasi menjawab tindakan petani mencabuti tanaman di ladang itu merupakan bentuk kekecewaan atau rasa frustrasi petani atas keadaan, terutama harga tembakau yang turun dan minimnya perhatian dari pemerintah. Padahal bagi masyarakat Temanggung dan beberapa daerah lain seperti Madura, NTB, dan Medan itu masyarakatnya sangat tergantung pada pertanian tembakau.

Baca Juga: Bupati Temanggung Antisipasi Kecurangan Jual Beli Tembakau

"Ada beberapa video sebenarnya yang beredar. Jadi itu original dari masyarakat bagaimana mereka mencabut pohon tembakau sebenarnya adalah bentuk kekecawaan atau rasa frustasi petani atas keadaan, terutama harga tembakau yang turun. Tembakau atau keretek itu sebenarnya aset bangsa, kalau pemerintah mau seperti Kuba di mana di dunia dikenal dengan ikon cerutunya, tembakau kita itu kualitasnya bagus. Kenapa tidak memberi ruang untuk berinovasi memberdayakan perekonomian tembakau kita," kritiknya, Jumat (21/8).

Karding juga menyebut masalah bagi petani juga ada setelah munculnya Perpres Nomor 18 Tahun 2020, yang dianggap membelenggu dan merugikan petani. Pasalnya, cukai tinggi berakibat pada mahalnya harga rokok. Ketika harga mahal, maka daya beli masyarakat rendah maka tidak terbeli. Ditambah lagi sekarang ini impor tembakau terlalu besar tapi justru cukainya rendah. Ia menegaskan seharusnya impor tembakau dikurangi bahkan dihentikan, atau dengan cara lain cukai impornya ditinggikan.

"Dulu Pak Ganjar (Gubernur Jateng) punya ide membuat semacam pusat penelitian atau laboratorium di daerah Temanggung agar tembakau bisa disulap menjadi ikon Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Syukur-syukur bisa mengikuti Kuba. Harus ada perhatian, harus ada pemahaman dari pemerintah akan keadaan masyarakat di era pandemi seperti ini. Paling penting masyarakat bisa survive, bisa eksis hidup yang penting sumbernya itu halal," katanya.

Baca Juga: Bupati Lamandau Dukung Bea Cukai Tekan Rokok Ilegal

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Agus Parmudji mengatakan, saat ini nasib petani terombang-ambing seperti anak ayam kehilangan induknya. Bahkan, ada indikasi untuk pengalihan tanaman tembakau dengan adanya Kepres Nomor 18/2020 tentang RPJMN. Dalam hal ini ada rencana kenaikan cukai setiap tahun yang tentunya sangat berat bagi petani, belum lagi soal tata niaga masih terlalu panjang dan tidak dapat menentukan harga sendiri.

"Sekarang kuncinya di pemerintah pembatasan impor. Sekarang malah didorong pengalihan tanaman karena perintah RPJMN, dan pemerintah merencanakan kenaikan cukai setiap tahun," jelasnya.

676