Jakarta, Gatra.com - Komunikolog Indonesia Pengagum Penelitian Experimen dalam Ilmu Komunikasi, Emrus Sihombing, mengatakan, temuan obat Covid-19 harus valid aspek metodeloginya.
"Temuan obat Covid-19 harus valid dari aspek metodelogi," kata Emrus di Jakarta pada Jumat (21/8).
Terkait itu, saat ini tengah terjadi dialektika ilmiah. Menurutnya, ini sangat bagus dan produktif di antara para ilmuan yang kompeten di bidanganya.
Menurutnya, diakektika ini harus berjalan dan "dipelihara" agar hasilnya benar-benar valid. Tesis dan antitesis dalam diskusi ilmiah itu biasa. Tujuannya, agar temuan penelitian sungguh-sungguh valid supaya benar-benar aman digunakan dan mempunyai manfaat yang sangat tinggi bagi para pasien penderita Covid-19.
"Karena itu, semua pihak dalam wacana publik harus tertuju pada proses, metode, dan kemanfaatan temuan penelitian yang valid secara ilmiah. Jadi, jangan sampai publik terjebak pada dukung mendukung terhadap output semata-mata," katanya.
Emrus mengungkapkan, penelitian dalam rangka menemukan obat Covid-19 masih berproses dari aspek metodologi penelitian ilmiah, utamanya pada pengacakan (randomisation) subjek penelitian.
"Sebab, randomisation (pengelompokan) subjek penelitian dalam experimen sangat-sangat penting dan kritis agar menghasilkan efek yang benar hanya disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan pada variabel penyebab (stimuli)," katanya.
Sebelumnya, pihak Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI AD berhasil menemukan obat Covid-19. Sementara itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan bahwa pihaknya menemukan masalah uji klinis obat Covid-19 dari Unair.