Home Ekonomi Harga Cabe Terjun Bebas Bikin Petani Cemas

Harga Cabe Terjun Bebas Bikin Petani Cemas

Lombok Barat, Gatra.com- Melorotnya harga cabe merah di tingkat petani membuat sejumlaah petani cabe di wilayah Lombok Barat merasa cemas. Kecemasan petani beralasan, mengingat dalam dua bulan terakhir ini harga bumbu dapur utama ini harganya malah terjun bebas. Sebelumnya harga cabe sedikit memberikan kelegaan bagi petani. Harganya bisa mencapai Rp4—60 ribu per kilogram. Namun pengalaman manis itu saat ini tidak bisa dirasakan lagi, harganya justru melorot menjadi Rp7-8 ribu per kilogramnya.

 

Mainah, salah seorang petani asal Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri kepada Gatra.com, Kamis (20/8) mengungkapkan, dua bulan terakhir ini harga cabe belum berpihak kepada petani. Jika sebelumnya harga cabe bisa menopang lebih biaya produksi tanaman, namun belakangan harga cabe malah merosot.

“Para pengepul biasanya datang langsung ke para petani yang tengah panen. Pengepulpun memilah-dan memilih kualitas cabe yang hendak dibelinya. Kita diminta menyiapkan cabe merah yang tidak terlalu matang. Setengah matang cabe biasanya banyak dicari. Alasannya kalau terlalu matang, cabe bisa busuk dan tak laku dijual,” ungkap Mainah.

Senada dengan Mainah, petani cabe lainnya HM Zaski menambahkan, merosotnya harga cabai di pasaran mengakibatkan kerugian cukup besar bagi kalangan petani. Kerugian dimaksud, karena proses produksi yang dimulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga biaya buruh tani dalam satu satuan hektar tidaklah sedikit.

“Sebenarnya kalau harga cabe lagi bagus, akan bisa mendongkrak hasil panen para petani. Sebelumya ketika harga cabe di kisaran Rp40-60 ribu per kilonya dalam 20 are saja selama panen hasil penjualan bisa mencapai Rp60 juta. Namun sebaliknya dengan kondisi harga saat ini paling banter bisa mencapai Rp15-20 juta,” ungkap HM Zaski.

HM Zaski mengaku, hasil panen sebesar itu, tidak bisa menutupi biaya produksi baik dari proses penanaman hingga panen termasuk di dalamnya biaya buruh tani. Dulu saat harga bagus, petani berlomba menanam cabe. Namun saat ini para petani agar males untuk menanamnya.

Kepala Dinas Pertanian Lombok Barat H Muhur Zokhri, mengaku kerap kali mendapatkan keluhan semacam itu secara langsung dari para petani. Hal ini baginya akan menjadi bahan evaluasi dan solusi yang harus ditawarkan untuk menstabilkan harga.

“Ya biasanya kalau harga menurun juga disebabkan karena banyaknya petani yang tengah panen dalam waktu bersamaan. Kita harapkan ke depan keluhan petani seperti ini jangan sampai berlarut-larut agar tidak merugikan para petani,” kata Muhur.

257