Blora, Gatra.com - Dewan Pendidikan Kabupaten Blora menilai penerapan sekolah tatap muka di masa pandemi Covid -19 belum saatnya dilakukan. Jika dipaksakan, resikonya cukup besar.
"Pembahasan di Dewan Pendidikan masih belum (mengijinkan). Resikonya itu besar. Sekolah masih harus mempersiapkan dulu. Di bidang teknologi untuk edukasi guru bagaimana pembelajaran jarak jauh kalau memang akan digunakan sistem daring atau luring," kata Kustiyah anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Blora, Kamis (20/8).
Menurut Kustiyah, tidak mudah menerapkan pembelajaran tatap muka di saat situasi sekarang. Sekolah mesti harus siap benar dengan segala persyaratan.
"Ya dewan pendidikan bersikukuh kalau bisa jangan dulu lah. Tapi segala keputusan ada di beliau (bupati)," ucapnya.
Kustiyah mengatakan, hasil rapat bersama dengan sejumlah steakhokeer, Pemkab Blora berencana akan melakukan simulasi pembelajaran tatap muka September mendatang. Dewan Pendidikan mendorong jika dalam masa simulasi nantinya menimbulkan dampak negatif maka harus segera dihentikan.
"Planingnya september masuk. Kalau menimbulkan dampak negatif ya harus perpanjangan lagi. Kalau dipaksa akan ada apa-apanya kan jadi repot semua. Jadi kita benar-benar memperhatikan resiko," ujarnya.
Dalam simulasi nantinya, hanya 5 sekolah yang akan ditunjuk sebagai pilot project pembelajaran tatap muka. Meski begitu, menurutnya, pembelajaran tidak akan efektif jika dilakukan dengan model sesi.
"Jika memang dijalankan, tidak serta Merta semua siswa bisa masuk. Seandainya kita bagi 3 shif itu tidak efektif juga. Biasanya oembelajaran itu 7 sampai 8 jam. Kalau hanya pembelajaran sehari satu sesi, itu paling hanya 2 jam. Menurut saya tidak efektif," urainya.
Kustiyah pun memaklumi besarnya harapan para orang tua murid untuk segera dilakukan pembelajaran tatap muka.
"Memang kerinduan siswa untuk sekolah lagi besar, orang tua juga berharap begitu. Tapi disatu sisi ada juga orang tua yang mengutamakan keselamatan anak belum mengijinkan anaknya masuk," pungkasnya.