Pekalongan, Gatra.com - Pandemi Covid-19 mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melakukan inovasi di bidang pendidikan. Sebanyak 120 guru dilatih membuat video konten pembelajaran untuk disiarkan melalui televisi dan radio selama kegiatan belajar mengajar (KBM) jarak jauh.
Pelatihan yang digelar di SMP Negeri 6 Kota Pekalongan selama satu hari pada Rabu (19/8) itu merupakan kerjasama Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) dengan Dinas Pendidikan (Dindik) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pekalongan.
Kepala Dinkominfo Kota Pekalongan, Yos Rosyidi mengatakan, pelatihan diikuti oleh 120 guru dari tingkat RA/TK, SD/MI, dan SMP/MTs yang ada di Kota Pekalongan. Setelah mendapat pelatihan, mereka diharapkan memiliki kemampuan untuk membuat konten pembelajaran selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
“Sebagai bentuk keprihatinan kami di tengah dampak pandemi Covid-19 di sektor pendidikan, maka kami memfasilitasi pelatihan pembuatan video konten pembelajaran untuk guru-guru di tingkat TK hingga SMP sederajat. Hasil kreatif mereka yang didapat dari pelatihan nantinya akan dipilih beberapa yang terbaik untuk disiarkan secara live di LPPL Batik TV dan Radio Kota Batik Pekalongan,” ujar Yos.
Yos menjelaskan, dalam pelatihan, para guru mendapatkan materi tentang pengantar produksi video, pengambilan teknik pengajaran hingga proses penyuntingan video pembelajaran yang interaktif baik di program TV maupun radio.
Menurut Yos, proses pembuatan bahan ajar dalam pelatihan sudah disesuaikan dengan kurikulum atas kesepakatan PGRI dan di dalamnya juga berisikan konten-konten lokal. "Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat pembelajaran video melalui platform aplikasi tidak berbayar yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan layanan pendidikan selama masa pandemi,” tandas Yos.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz mengatakan, pelatihan pembuatan konten pembelajaran tersebut merupakan terobosan dalam menyediakan layanan pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Terobosan ini dinilai perlu karena dalam pembelajaran jarak jauh atau daring terdapat sejumlah kendala seperti mahalnya kebutuhan pembelian kuota internet, tidak semua orang tua siswa dari golongan mampu dan memiliki smartphone, serta jaringan internet yang belum memadai.
“Kami berharap para guru yang mengikuti pelatihan ini bisa tetap semangat mengikuti sampai selesai dan bisa menularkan kemampuan yang didapat di pelatihan ini kepada guru-guru lainnya. Sehingga, anak-anak didiknya pun akan semakin interaktif, semangat menerima pembelajaran yang diberikan secara optimal,” ujar Saelany.