Solok, Gatra.com- Diduga menderita penurunan suhu tubuh secara drastis (Hypothermia), sebanyak 11 orang pendaki Gunung Talang, harus dievakuasi Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Selasa sore (18/8).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok, Armen, menyebut sekitar 3000 pendaki dari berbagai daerah memadati jalur pendakian Gunung Talang Kabupaten Solok, untuk memperingati moment HUT RI ke 75 pada 17 Agustus 2020. Para pendaki mulai menapaki jalur pendakian dari Nagari Aia Batumbuk, Kecamatan Gunung Talang, sejak Sabtu 15 Agustus 2020.
Puncaknya terjadi pada Minggu 16 Agustus 2020 sore hingga malam, ribuan pendaki dan pecinta alam bebas ini memadati jalur pendakian menuju puncak Gunung Talang.
"Akibat cuaca ekstrim, hujan dan kabut tebal, sebagian pendaki mengurungkan niatnya untuk menuju ke puncak, lantaran jalur pendakian yang sudah hancur dipenuhi lumpur. Ada yang memilih bertahan di R 06, karena untuk melanjutkan pendakian menuju puncak tidak memungkinkan. Bagi yang sudah naik sejak sehari sebelumnya, banyak yang sudah sampai dan beristirahat di base camp lokasi pendirian tenda,” terangnya.
Armen menyebut ada juga sebagian pendaki mengalami Hypothermia yang dipicu akibat suhu dingin di Gunung Talang.
Adapun Data asessment BPBD Kabupaten Solok yang telah dilakukan evakuasi pendaki Gunung Talang ke posko pesanggrahan R 06 berdasarkan data jam 17.02 WIB adalah sebagai berikut:
Sindy (25)Padang, Putri P (16) Pekanbaru, Anis P (18)Pekanbaru, Zahri (19), Silvi P (25) Padang, Dewi P (19) Padang, Dewi P( 26) Padang, Leni (sudah tiba d posko kesehatan pesanggrahan/R6 untuk dilakukan pemulihan). Selanjutnya, Kelvin L (18)Padang, dan Ana P (18) Payakumbuh.
“Saat ini pukul 18.00 WIB, sedang dilakukan evakuasi satu orang lagi di R 24. Jadi totalnya sudah 11 orang,” kata Armen.
Nabil (16) pendaki asal nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang mengungkapkan, ia bersama 6 orang temannya terpaksa harus membatalkan niatnya untuk mengikuti upacara bendera memperingati HUTRI ke 75 di puncak Gunung Talang, lantaran terkendala cuaca.
“Kami hanya sampai di pintu rimba, karena untuk naik ke puncak, sudah tidak memungkinkan. Banyak pendaki yang naik pada Minggu sore, memilih turun, karena jalur pendakian yang sangat parah,”ucapnya.
Nabil menceritakan, selain pakaian yang sudah berlumuran lumpur, kondisi basah kuyup akibat hujan deras, membuatnya tak mampu menghalau dingin yang menusuk tulang.
“Kami tidak mau nekat, lebih baik mendirikan camp untuk istirahat di bawah saja, dari pada mati kedinginan,” kata siswa SMAN 1 Gunung Talang ini.
Meski gagal mewujudkan niatnya untuk ikut mengibarkan bendera bersama ribuan pendaki. Namun ia tetap bersemangat dan tidak patah arang untuk kembali melakukan pendakian di lain kesempatan.