Banyumas, Gatra.com - Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat. Tak mau ketinggalan, puluhan petani Grumbul Kalibacin, Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Banyumas menggelar upacara bendera secara sederhana di tengah sawah, Senin (17/8).
Sebelum menggelar upacara, para petani menyanyikan tembang Macapat diiringi Tabuhan Gubrakan Lesung. Kesenian tradisional yang erat dengan kehidupan petani ini mengawali prosesi panen. Usai gelaran tradisi panen, kelompok petani dan kelompok gubrakan lesung yang berjumlah 60 orang menjadi peserta upacara.
Sebenarnya Inisiator sekaligus Pemimpin Balai Pustaka Rumah Karya dan Budaya, Nasirun Wijaya ingin mengajak generasi muda untuk mengenang kembali masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, kemerdekaan tidak hanya direbut dengan perjuangan bersenjata saja.
"Adanya perjuangan bersenjata para prajurit-prajurit tentara selama bergerilya mereka pasti dibantu oleh petani. Tempat menginapnya juga di rumah petani, maka selama gerilya pun ditanggung petani. Jadi petani menjadi sosok yang sangat penting mendukung kemerdekaan Bangsa Indonesia. Petani juga turut berjuang dalam proses kemerdekaan yang membantu para tentara saat bergerilya," katanya saat ditemui, Senin (17/8).
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Si Welut Grumbul Kalibacin yang bertindak sebagai inspektur upacara, Sudirno (72) menuturkan, para petani sejak dahulu membantu para pejuang Indonesia. Petani, kata dia, memiliki andil yang besar terhadap para pejuang.
"Sebagai contoh, adik dari ibu saya juga seorang tentara. Suatu waktu, dia dan temannya saat akan berangkat atau sepulang dari berjuang itu mampir ke gubuk bapak dan ibu saya. Mereka tidak segan membantu dengan menjamu seadanya. Saya di sini jadi saksi," katanya.
Di masa kini, Sudirno berharap para petani semakin sejahtera. Menurut dia, petani miskin kerap mengalami kendala. Sebab, harga pupuk dan obat-obatan sangat mahal. Sebaliknya, harga gabah kering justru turun saat panen. Dia mencontohkan, pada saat pademi COVID-19 ini, harga gabah kering sangat murah, yakni Rp4.300 per kilogram. Oleh karena itu, petani berharap kepada pihak pemerintah agar proses pembuatan Kartu Tani dipermudah.