Yogyakarta, Gatra.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut petugas Malioboro tak konsisten mengawasi wisatawan dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Saat ramai wisatawan, petugas mengakui kekurangan personel sehingga kewalahan.
Sultan mengatakan protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan. “Yang penting betul-betul (dijalankan). UPT (Unit Pelaksana Teknis) Malioboro harus konsisten. Kalau memang dilakukan pendataan, ya harus didata,” kata Sultan di kantor Pemda DIY, Kepatihan, Yogyakarta, Senin (17/8).
Menurut Sultan, petugas di Malioboro tidak konsisten. Akibatnya jumlah wisatawan melebihi batasan yang telah ditentukan, yakni 500 orang. “Jangan ditinggal, sehingga penuh. Mestinya dibatasi 500 (orang). Yang jaga juga tidak ada tadi malam. Jadi tidak konsisten,” ucap Raja Keraton Yogyakarta ini.
Kasus Covid-19 di DIY terus meningkat hingga mencapai 1.205 kasus. Lebih dari 11 ribu orang di DIY juga dinyatakan sebagai suspek.
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto, mengakui pengunjung Malioboro memang membludak sekitar pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, Sabtu (15/8). Pihaknya pun meminta bantuan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk membantu petugas Malioboro, Jogoboro, berjaga.
“Petugas Jogoboro jumlahnya 36, tetap di lokasi zona. Sedangkan Satpol PP dan Dishub mengarahkan pengunjung. Kami tidak bisa mobile,” katanya.
Ekwanto mengakui jumlah petugas belum ideal ketika kunjungan turis meningkat. Pelayanan ke wisatawan pun tak maksimal.
“Kalau ada yang bilang Jogoboro tidak ada yang mengatur, memang kami kehabisan personel. Apa boleh buat, saat ramai kami tidak bisa membantu menyeberangkan, misalnya. Karena memang ramai sekali,” pungkasnya.