Home Politik NICA Merangsek, Warga di Jawa Selatan Bumi Hanguskan Kota

NICA Merangsek, Warga di Jawa Selatan Bumi Hanguskan Kota

Cilacap, Gatra.com – Sejarah mencatat taktik bumi hangus dilakukan oleh pejuang republik tatkala agresi militer Belanda. Salah satu yang paling dikenal adalah Bandung, yang lantas populer dengan ‘Bandung Lautan Api’. Namun, taktik bumi hangus itu ternyata tak hanya dilakukan oleh para pejuang dan warga Bandung.

Penduduk di Cilacap, Jawa Tengah juga membumihanguskan kota, terutama yang dekat dengan akses jalan utama Jawa sisi selatan. Mereka tak rela, bangunan digunakan sebagai markas oleh sekutu dan NICA, pada 1946.

Salah satu bangunan yang dibakar adalah bangunan bergaya Eropa, milik salah satu pengusaha keturunan Tionghoa, Oey Kim Tjin. Kim Tjin juga dikenal sebagai Masdjan Kartowihardjo, usai rezim Orde Baru mewajibkan seluruh warga keturunan menggunakan nama yang lebih ‘nasionalis’.

Masyarakat kala itu mengenal Kim Tjin sebagai pengusaha keturunan Tionghoa yang pro-Republik. Kim Tjin juga tak rela, rumah dan gudangnya digunakan oleh NICA dan sekutu yang mulai merangsek ke Jawa Tengah. Sebab, rumahnya sengat strategis digunakan sebagai pangkalan militer. Selain rumah tinggal, terdapat pula gudang berukuran besar dan garasi besar armada angkutan.

“Takutnya nanti digunakan untuk markas Belanda. Maka dibakar. Sengaja dibakar,” ucap cucu Kim Tjin, Yoseph Budhi Wiharja.

Sayangnya, sejumlah benda berharga luput dari pengamatan. Kendaraan yang sebenarnya bisa digunakan sebagai armada tempur para pejuang turut terbakar. Pasalnya, saat itu masih sangat sedikit warga dan pejuang yang bisa mengemudikan kendaraan atau sepeda motor.

Pada masa kemerdekaan, bangunan ini juga digunakan sebagai markas tentara dan pejuang. Saat itu, bangunan sudah dikelola oleh ayah Budhi, yakni Untung Kancono alias Oey Tjang Tjin. Sama seperti kakeknya, ayah Budhi juga berhati pejuang.

“Pernah ini digunakan sebagai markas tentara, Koramil, sementara,” ucapnya.

Budhi mengungkapkan, sebagai pengusaha yang propejuang, kakeknya kerap mengirimkan logistik ke para gerilyawan. Ucapan Budhi ini terkonfirmasi oleh salah satu saksi mata perjuangan rakyat Majenang, KH Amin Mustholih, pengasuh Ponpes Baabussalam, Ciawitali, Cimanggu.

Pada masa kemerdekaan, Kim Tjin mendapatkan bintang jasa oleh Presiden RI dan Legiun Veteran karena perjuangannya. Kini bangunan kuno itu juga masih berdiri tegak, meski sudah ada beberapa sejumlah renovasi.

635