Jakarta Gatra.com - Langkah penanggulangannya krisis ekonomi melalu penciptaan Demand, seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan penggelontoran dana lainnya dinilai pengusaha Mardigu Wiwiek Prasantyo atau lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu, sebagai langkah yang kurang sesuai. Karena langkah yang dilakukan menurutnya hanya terfokus pada sektor Konsumtif.
Sedangkan menurut Bossman Mardigu, seharusnya penciptaan demand harus dibarengi dengan penciptaan sektor supply-nya. Karena menurutnya, perputaran rupiah tidak akan terjadi, jika hanya sektor konsumsi yang digenjot, sedangkan sektor produksi atau supply nya diyakini akan semakin lesu jika tida ada langkah penciptaan oleh pemerintah.
"Jadi, saya sarankan untuk kita keluar dari resesi, adalah kita harus create supply berbarengan dengan create demand. Karena kalau create demand saja tapi tidak dibarengi supply ekonomi tidak akan muter. yang saya lihat, pemerintah belum ada tanda-tanda akan menggelontorkan dana untuk sektor supply," kata Bossman Mardigu dalam kegiatan diskusi daring, Sabtu (15/8).
Mardigu juga mengakui, kebijakan yang disampaikannya tersebut akan mempunyai dua sisi layaknya pisau bermata dua. Nantinya Bossman juga mengakui akan ada perusahaan yang mengalami kerugian dan akan adanya kontraksi terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Namun, langkah itu dinilai sebagai hal biasa, jika Indonesia mau bergerak menjadi negara besar
"Turun 10 persen di bisnis itu biasa, turun 30 persen itu biasa. Jadi, kalau pebisnis misal omset setahun 1 Miliar, tahu-tahu tahun depan atau tahun ini hanya 800 juta itu hal biasa. Jadi dalam kontraksi pemerintah, Indonesia ini turun 5 persen lagi, maka nggak apa-apa. Itu bukan end of the World,"Jelasnya.
Yang penting, Kata Bossman Mardigu, tercipta sebuah aktivitas perputaran uang, yang menandakan hal baik dan seharusnya terus terjadi. "Tapi saya dukung gimana caranya uang itu beredar banyak. Itu poinnya," pungkasnya.