Bandung, Gatra.com - Setelah tiga hari menutup seluruh pelayanan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi akhirnya menerima kembali layanan medis bagi masyarakat, pada Jumat (14/8).

Sebelumnya, pelayanan di rumah sakit tersebut ditutup karena ditemukan 15 pegawai terkonfirmasi positif virus korona atau Covid-19.

Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna menjelaskan pelayanan medis di RSUD Cibabat dibuka kembali karena hasil tes usap atau swab tes massal terhadap karyawan yang melakukan kontak erat, menunjukkan hasil negatif. 

"Perawat hingga dokter hasilnya negatif semua. Jadi semuanya pelayanan dibuka," kata Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna saat ditemui di DPRD Kota Cimahi, Jumat (14/8).

Ajay menjelaskan, 12 karyawan rumah sakit yang positif saat ini menunjukkan perkembangan baik. Sebanyak 3 orang telah dinyatakan sembuh. Sisanya, masih menjalani perawatan dan isolasi di RSUD Cibabat.

"Yang kemarin positif sekarang kondisinya bagus. Ada 3 sudah sembuh katanya," ucap Ajay.

Ajay minta kasus penularan COVID-19 di lingkungan RSUD Cibabat bisa menjadi pelajaran. Terutama bagi pegawai agar selalu menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Karena kemarin tertularnya bukan di dalam (RSUD Cibabat), tapi di luar rumah sakit. Kita sarankan ke temen-temen untuk lebih edukasi," imbuhnya.

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang pada RSUD Cibabat, dr. Ars. Agustiningsih menambahkan, dari total sekitar 1.000 lebih pegawai yang sudah dilakukan swab test, yang hasilnya keluar sekitar 556 lebih.

"Yang prioritas itu dokter, perawat, kontak erat yang pelayanan langsung sudah keluar hasilnya. Negatif semua," tambah Ars.

Sedangkan sisanya sekitar 488 pegawai, terang Ars, hasilnya keluar hari ini. Mereka merupakan tenaga penunjang yang bertugas di bagian administrasi atau manajemen RSUD Cibabat yang tidak melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Meski telah dibuka, pelayanan RSUD Cibabat akan menerapkan protokol kesehatan ketat. Mulai dari pengecekan suhu, hingga memastikan mencuci tangan.

"Kunjungan ke pasien tidak diperbolehkan. Yang jaga atau nunggu pasien juga dibatasi hanya 1 orang saja," katanya.