Palembang, Gatra.com- Kondisi pandemi virus corona menuntut semua pelaku usaha memilih berbagai upaya agar tetap mampu bertahan, misalnya saja usaha kerajinan khas daerah yang ikut terdampak akibat melemahnya industri pariwisata.
Manfaatkan peluang bisnis, kini tak sedikit dari UMKM konveksi beralih menjadi produsen (APD) seperti masker. Pertamina dalam hal ini mendorong UMKM binaannya lewat pendampingan dan pemesanan, seperti pada pengrajin tenun songket Palembang, Fikri Koleksi.
Region Manager Commrel & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami menyebutkan, sejak awal merebaknya covid-19 Pertamina telah melibatkan UMKM binaan untuk memenuhi kebutuhan APD baik kebutuhan guna internal pekerja maupun dibagikan kepada masyarakat umum.
“Kita menggandeng pelaku usaha dari industri terkait guna menanggulangi penyebaran covid-19 lewat produksi APD masker, hand sanitizer, face shield maupun baju hazmat. Kita pastikan semua harus memenuhi standar kesehatan,” kata Dewi.
Periode Januari - Juli 2020 Pertamina telah menjaring sekitar 134 UMKM di lima Provinsi wilayah Sumatera Bagian, dengan total penyaluran hingga Rp19 Milyar.
“Kita berusaha terus mengawal UMKM yang sudah kita bina, terlebih bangkit di era kenormalan baru. Peluang seperti ini diharapkan dapat memilihkan perekonomian pelaku usaha yang terdampak Covid-19,” tutup Dewi.
Pengelola Fikri Koleksi, Ema menjelaskan, ia bersama timnya telah mulai membuat masker sejak bulan Maret. Masker berbahan khas Palembang seperti halnya jumputan dan tenun songket. Motif etnik dengan berbagai varian warna menjadi ciri khas yang menambah nilai jual produknya.
“Standar masker kita dua lapis dan dibuat senyaman mungkin. Produksinya tiap hari untuk stok di toko karena biasanya dibeli sekalian oleh pengunjung yang mencari kain, selain juga pesanan dari instansi swasta atau pemerintah. Kalau Pertamina positif sekali responnya, sudah ada ribuan masker, juga wastafel protable yang kita salurkan kepada Pertamina”, tutur Ema.
Nampak empat orang pegawai yang menjahit maupun membuat pola. Soal produksi, Fikri Koleksi tidak menyebutkan target, namun masker yang dihasilkan mencapai sekitar 20 buah/hari. Masker dijual dengan harga dari Rp.15.000-Rp.30.000.
"Untuk jenis kain songket asli, dan biasanya diburu oleh para kolektor masker khususnya Ibu-Ibu. Dukungan dari Pertamina sejak awal usahanya dirintis. Mulai dari pelatihan pewarnaan hingga edukasi pemasaran dan promosi sehingga labelnya dapat terus bersaing," terangnya.