Salatiga, Gatra.com - Pemerintah kota Salatiga berencana akan memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi anak-anak sekolah SD dan SMP di Salatiga pada bulan September tahun ini.
Optimisme ini disampaikan Walikota Salatiga Yulianto SE , MM usai melakukan peninjauan di beberapa sekolah di Salatiga. Menurut Yulianto, karena status Kota Salatiga yang saat ini sudah berada di zona kuning, juga sudah melihat kesiapan sekolah-sekolah negeri maupun swasta dalam menghadapi PTM.
Setelah meninjau , kita bisa melihat langsung kesiapan sekolah melaksanakan PTM. Belakangan ini status Kota Salatiga sudah berada di zona kuning, harapannya kedepan berangsur-angsur menjadi hijau " kata Yulianto usai meninjau langsung simulasi PTM di SMPN 9, SMP Kristen 2, SDN 6 Salatiga dan SD Muhammadiyah Plus, Kamis 13/8/2020.
Targetnya, kata Yulianto, di bulan September sudah bisa kita lakukan sekolah dengan tatap muka, dengan syarat menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan.
Yuliyanto menyampaikan, bahwa protokol kesehatan dalam PTM ini harus diterapkan sejak saat berangkat sekolah, yakni dengan diantar orang tua atau saudara satu rumah, masuk ke dalam lingkungan sekolah, tatap muka di dalam kelas hingga waktunya siswa pulang dengan dijemput oleh keluarganya sendiri.
"Siswa juga wajib mengenakan APD. Sedangkan sekolah wajib melakukan pengecekan suhu, penyediaan sarana cuci tangan, menyediakan hand sanitizer serta membatasi jumlah, jarak dan waktu siswa di tiap ruang kelas. Siswa yang mengikuti PTM juga harus diatur sedemikian rupa sehingga mengurangi kepadatan kelas, serta tidak ada kantin yang buka dan tidak ada jam istirahat," kata Yulianto didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Yuni Ambarwati, SH,
Walikota tidak berharap munculnya klaster baru, tapi kita harus menuju ke era adaptasi kebiasaan baru. Kalau ketakutan terus, malah tidak akan ada kemajuan. Yang penting adalah protokol kesehatan tetap dilaksanakan.
Terkait dengan adanya beberapa wali murid yang belum setuju pelaksanaan PTM, bagi Wali Kota itu bukan berarti sikap melawan pemerintah, melainkan karena sebagian wali murid masih menghendaki pembelajaran jarak jauh. Untuk itu pihak sekolah tetap akan melayaninya melalui daring.
Ditemui saat simulasi PTM di dalam kelas, para siswa mengaku gembira bisa kembali sekolah dengan tatap muka, meskipun dengan pembatasan protokol kesehatan. Tidak hanya karena ingin menerima pelajaran secara normal, mereka juga mengaku kangen dengan teman-teman dan gurunya di sekolah semenjak pemberlakuan proses belajar mengajar melalui daring enam bulan lalu.
"Saya tidak takut PTM karena badan saya sehat dan akan selalu menjaga protokol kesehatan," ujar Muhammad Zidan Almas Daud, salah satu siswa kelas V SD Muhammadiyah Plus, Salatiga. Hal senada juga diungkapkan penuh semangat oleh Azzahra Mahia Kandithasari, siswa kelas IV SDN 6 Salatiga ketika ditanya Wali Kota pada saat simulasi berlangsung.