Pekalongan, Gatra.com - Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah akan memberikan bantuan kuota internet untuk siswa agar bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) online atau daring. Bantuan rencananya diberikan untuk 5.263 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Soeroso mengatakan, pihaknya tengah mengusulkan anggaran bantuan kuota internet bagi siswa tidak mampu ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD). Hal ini dilakukan karena kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Bantuan kuota tersebut baru kami usulkan sebab kami ingin membantu kesulitan masyarakat selama diterapkannya pembelajaran daring yakni terkait masalah kuota internet bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu yang tidak tercover dalam bantuan personal seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP),” kata Soeroso, Kamis (13/8).
Soeroso menjelaskan, besaran bantuan untuk pembelian kuota internet yang diusulkan sebesar Rp25 ribu per bulan per siswa selama empat bulan atau total Rp100 ribu. Adapun jumlah siswa kurang mampu yang diusulkan untuk menerima bantuan sebanyak 5.263 siswa. Terdiri dari 1.750 siswa SD dan 3.513 siswa SMP.
"Kami berharap usulan tersebut nantinya bisa disetujui TPAD untuk meringankan beban orang tua peserta didik sekaligus memberikan kemudahan bagi anak didik dalam memperoleh pembelajaran daring. Kami saat ini masih menunggu keputusan dari TPAD. Semoga saja bisa disetujui,” ujar Soeroso.
Menurut Soeroso, pembelajaran daring saat ini masih diterapkan di sekolah-sekolah di Kota Pekalongan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain pembelajaran daring, Dinas Pendidikan mengizinkan sekolah menerapkan home visit secara terbatas dengan sistem guru mendatangi ke rumah peserta didik satu per satu agar pembelajaran bisa merata dan lebih optimal.
"Untuk pembelajaran daring masih berjalan sebagai langkah upaya mengutamakan keselamatan dan kesehatan anak sekolah agar tidak terpapar Covid-19 yang saat ini belum berakhir," ucapnya.
Sejauh ini Soeroso mengaku belum memiliki data terkait sekolah di tingkat SD dan SMP yang menerapkan home visit sebagai salah satu alternatif pembelajaran di masa pandemi.
"Kami belum tahu di tingkat SD apakah sudah home visit atau masih tetap pembelajaran daring. Tapi kalau di jenjang TK dan PAUD guru-gurunya sudah melakukan home visit secara terbatas," ucapnya.