Jakarta, Gatra.com - Peneliti dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus, menyarankan para pedagang tradisional agar memanfaatkan teknologi digital untuk menyiasati menurunnya penjualan akibat pandemi Covid-19.
Ahmad dalam diskusi virtual bertajuk "Solusi Perdagangan Tradisional Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Bertahan di Tengah Pandemi dengan Aplikasi GudangAda," Rabu (12/8), menyampaikan, selain menggunakan teknologi digital, para pedagang tradisonal juga harus mampu atau cermat membaca peluang.
"Sebaiknya para pedagang tradisional tetap mengambil peluang di tengah pandemi agar tetap eksis dan tidak terkena dampak lebih lanjut dari pandemi," katanya.
Menurut Ahmad, peran marketplace sangat penting dalam membantu para perdagang tradisional untuk dapat memanfaatkan teknologi. Ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk beralih ke digital.
"Ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan konversi ke digital di masa pandemi untuk? mengatasi masalah pada rantai suplai," ujarnya.
Sementara itu, Founder of GudangAda, Steven Sang, menyampaikan, para pedagang tradisional memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, dari nilai pasar ritel sebesar Rp7,5 juta triliun, sebanyak Rp6,85 juta triliun atau sekitar 92% di antaranya merupakan transaksi di toko kelontong.
Selama 1,5 tahun, lanjut Steven, ada sekitar150 ribu pedagang eceran dan grosir di seluruh Indonesia yang telah bergabung dengan GudangAnda. Adapun GudangAnda didirikan pada Januari 2019 lalu.
Menurutnya, GudangAda sudah hadir di 500 kota dan terus melakukan pengembangan guna mempermudah proses jual-beli antara penjual dan pembeli. Dengan hadirnya GudangAda, bisa bermanfaat bagi toko kelontongan dan masyarakat di tengah pandemi ini.
"GudangAda, perusahaan startup yang bergerak di bidang aplikasi jual-beli online pedagang grosir dan eceran di era digital," ujarnya.
Sr. Vice President Marketing and Commercial of GudangAnda, Imelda Scherers, menambahkan, GudangAnda diridikan untuk menyediakan platfrom dengan berbagai fitur yang dapat mendukung para pedagang tradisional FMCG untuk tetap bersaing di era digitalisasi.
"Sebagai aplikasi berbasis digital, GudangAda tetap mengombinasikan penggunaan human touch dalam melakukan edukasi dan pendampingan di awal masa pengenalan, agar pedagang tradisional FMCG dapat terbantu dalam mengadopsi digitalisasi," katanya.
Selain itu, pedagang tradisional FMCG yang berbelanja melalui aplikasi GudangAda dapat menggunakan opsi GudangAda logistik. Dukungan GudangAda terhadap pedagang tradisional FMCG selama pandemi Covid-19 juga dibuktikan dengan program GudangAda berbagi ratusan ribu makser kain gratis yang bertujuan melindungi para pedagang FMCG dan memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Reporter: MAA