Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan kurikulum untuk Sekolah Vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih fleksibel dengan semangat program Link and Match.
Dijelaskan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, pihaknya tengah mendorong agar perbaikan kurikulum pada sektor sekolah vokasi kelak akan berbasis Project Based Learning atau Pembelajaran berbasis Proyek.
"Jadi, praktek latihannya memang betul menggunakan Project real, sampai itu memuaskan industri, kemudian hasilnya dikembalikan ke industri, nah itu yang namanya Project Based Learning," kata Wikan
Dirinya juga mengatakan, dalam kurikulum terbaru yang hendak akan dirilis nantinya tersebut, mata pelajaran di sekolah vokasi akan di dominasi oleh mata pelajaran terapan. Semua agar, siswa SMK tidak menghabiskan waktu dan tenaga belajar di SMK untuk ilmu yang tidak akan digunakan saat sudah menjadi lulusan SMK.
"Misal Matematikanya itu diubah untuk jadi Matematika terapan, bukan matematika teori. Bahkan mata pelajaran Bahasa Indonesia pun harus yang terapan, artinya dapat digunakan untuk bagaimana koordinasi kerjasama tim kelak, " jelas Wikan.
Selain itu, dari berbagai masukan yang diterima oleh berbagai pihak selama ini, Wikan juga ingin agar pengembangan sofskill harus lebih dikedepankan dibandingkan hardskill kedepan. Karena selama ini, banyak industri yang mengeluhkan sektor softskill lulusan SMK yang diakui banyak belum siap untuk diserap oleh Industri.
"Pengembangan softskill seperti Attitude, profesionalitas, dan kompetensi itu yang akan dihardik kan di SMK. Caranya ya melalui Project Based Learning tadi," pungkas Wikan.