Jakarta, Gatra.com - Pandemi Covid-19 yang membatasi rangkaian aktivitas di luar rumah membuat masyarakat dituntut kreatif dalam menjalani masa pembatasan. Tak terkecuali dalam mengelola keuangan. Setidaknya mereka harus pintar mengatur tiap keluar masuknya perekonomian. Berikut ini, ada peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Peluang itu datang dari sektor pertanian, khususnya pada subsektor tanaman hias.
Ketua Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda Sukabumi Anas Anis, mengatakan bahwa bisnis tanaman hias di tengah pandemi seperti sekarang ini benar-benar menjanjikan. Menurutnya, orderan tanaman hias dari pintu ke pintu terus mengalami peningkatan.
"Alhamdulillah order kami semakin banyak dan berkah, hingga bisa berbagi order kerjaan ke yang lain dan saling support pada temen-temen," ujar Anas Anis, Rabu, 12 Agustus 2020.
Anas Anis menuturkan, selain peningkatan order, ekspor untuk tanaman hias juga mengalami peningkatan yang cukup besar. Kata dia, produksi dari petani kecil saja meningkat 95% export oriented.
"Pastinya kita per bulan sekarang ini 3 x 40 ft rf container. Itu belum termasuk yang jalur air freight," terangnya.
Anas Anis menilai, tanaman hias yang digenjot ekspornya antara lain Dracaena Fragran, Dracaena Compacta, Dracaena Sanderiana, Policias, Siklok, dan beberapa tanaman lainnya yang tak kalah menarik perhatian masyarakat dunia.
"Saya yakin tanaman hias kita mampu bersaing dengan negara lain. Tinggal bagaiman usaha kita untuk meningkatkannya," katanya.
Untuk itu, Anas berharap Kementerian Pertanian (Kementan) dapat memberikan bantuan berupa bibit, sarana produksi pertanian (saprodi), sarana dan prasarana pasca-panen yang layak untuk mencukupi kebutuhan ekspor.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ada pengusaha milenial yang masuk ke bisnis sektor pertanian bahkan bisa meraup untung hingga Rp400 juta per bulan dari hasil penjualan tanaman hias. Belum lagi jika bisnisnya masuk dan merambah pasar luar negeri.
"Yang hebat, tanaman bunga kita di kalangan milenial itu ada yang mendapatkan rata-rata Rp 80 juta hingga Rp400 juta dalam satu bulan. Bunga dibuat formulasinya sedemikian rupa, jadi satu pot bisa sampai Rp 30 juta," katanya.
Oleh sebab itu, kata Mentan, Kementerian Pertanian akan terus memperkuat budidaya tanaman yang memang dibutuhkan dunia. Harapannya, bisa membantu dan mendongkrak perekonomian dalam negeri. (Adv).